Married with Psychopath
______________________________
Chapter 32: Bodo amat!Devan diberitahu Gevan kalau Hanabi ada dirumah orang tuanya. Alhasil siang ini, Devan langsung menuju kerumah kedua orang tuanya. Devan belum memberi tahu yang sebenarnya ke Hanabi, dia juga melarang seluruh keluarganya untuk memberi tahunya. Biar dia jelaskan saja pelan pelan.
Mata tajamnya melihat Hanabi yang tengah berada didapur, istrinya itu tengah membuat donat. Devan melihat kearah Mommy nya. Dia berjalan pelan, dia akan mulai menjelaskannya.
Nia melihat Devan, wanita itu mengangguk, mengerti dengan kode yang diberikan Devan. "Han, Mom ke minimarket dulu ya. Mau beli jus. Udah habis soalnya."
Hanabi hanya mengangguk karena dia tengah menghias donat yang ia buat. "Iya Mom, jangan lama lama. Hana nanti dirumah sendirian."
Nia mengelus kepala Hanabi lembut. "Iya. Ya udah, Mom pergi dulu."
Devan mulai mendekat. Dia berhenti saat Nia menghalangi jalannya. "Jangan bikin serangan jantung mendadak!"
Kepala Devan mengangguk mendengarnya, dia tidak akan mau lagi memberi kejutan yang benar benar luar biasa ke keluarganya, apalagi ke Hanabi. Cukup sekali saja, dia tidak mau membuat bibir dan tubuhnya kotor lagi karena berdekatan dengan Fira.
Berbicata tentang Fira, gadis itu sekarang kritis. Ya tentu saja, Devan memberi dua tusukan dan goresan melintang yang cukup dalam. Ditambah obat yang akan merusak pita suara dan akan membuat Fira lumpuh bereaksi dengan cepat. Pita suara Fira tidak akan bisa disembuhkan, mungkin untuk kaki bisa. Tapi, mungkin butuh waktu yang lama dilihat dari sifat Fira yang ceroboh dan tidak sabaran.
Fallen dan keluarganya dijerat hukum, entah berapa lama, Devan juga tidak tau dan dia juga tidak peduli. Yang sekarang ia pedulikan adalah perempuan yang tengah duduk dikursi meja pantri tengah serius menghias donat miliknya. Devan tersenyum geli melihat bentuk donat milik Hanabi. Lucu. Pasti ini efek kehamilan, bisa dibilang ngidam.
"Gini nih kalo hamil anaknya Devan. Aneh aneh banget." gerutu Hanabi membuat Devan yang mendengarnya terkekeh kecil. Hanabi mengelus perutnya sendiri. "Jangan kek Papa mu itu ya. Jangan jadi psikopat, nanti Mama larang. Mama ngga kuat, keluarga kok aneh semua."
Devan tersenyum geli mendengar gerutuan Hanabi. Dia juga tidak mau anaknya menjadi seperti dirinya. Cukup dirinya saja yang terakhir. Tidak boleh ada psikopat lagi dikeluarga Vernando. Dirinya generasi terakhir psikopat keluarga Vernando.
"Eh?" Hanabi kaget saat tiba tiba saja ada beban diatas kepalanya. Dia melirik keatas. "Devan! Sejak kapan kamu disini?"
Devan tersenyum, dia melirik kebawah. Melihat Hanabi yang wajahnya kebingungan. "Sejak Mom pergi."
Mata Hanabi membulat, berarti Devan mendengar gerutuannya. "Kamu denger--"
"Denger." potong Devan, dia duduk disebelah Hanabi. "Aku juga ngga mau anak anak nanti jadi kayak aku. Cukup aku yang terakhir aja."
Hanabi mencebikkan bibirnya, dia kembali melakukan tugasnya. Menghias donat miliknya. Devan yang melihat itu menghela nafas lirih, dia melihat apa yang dilakukan Hanabi.
Plak
Devan meringis saat tangannya dipukul dengan keras. "Sakit, Han."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Psychopath [TAMAT]
Teen FictionDia bukan manusia, dia bukan seorang suami yang akan menjaga istrinya dengan baik. Merawatnya bukan malah memberi goresan goresan dikulit. Dia itu suamiku, ah biar aku ralat. Dia iblis pencabut nyawa yang merangkap menjadi suamiku. Tampan memang, ta...