Bonus, lagi.

2.8K 216 5
                                    

Ini gak sadis kok menurutku^^

Suara hak sepatu terdengar di lorong sebuah kastil tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara hak sepatu terdengar di lorong sebuah kastil tua. Tatapan matanya melihat interior kastil yang tidak berubah sama sekali. Warna coklat adalah warna yang paling banyak ia lihat. Menambah kesan kuno semakin kental.

Suara langkah terdengar dari belakang. Mengejar perempuan yang sudah pergi lebih dulu.

"Oh! Vintage!"

Hanabi mengulum bibirnya. Dia menoleh, menatap Devan yang berdiri di belakangnya. "Biar mendalami peran."

Devan terkekeh kecil. "Ayo pergi."

"Ngomong-ngomong, Devan, ini kastilnya siapa?" tanya Hanabi.

"Gak tau. Aku gak tanya punya siapa. Soalnya yang jaga juga gak bilang apa-apa." jawab Devan membuat langkah Hanabi terhenti. Dia menatap Devan membuat Devan menatapnya bingung, "Kenapa?"

"Kita pulang aja, ayok." Hanabi sudah bersiap untuk menarik Devan.

"Baru juga sepuluh menit. Katanya kamu mau liat barang-barang kuno langsung. Ini aku aja tapi Hana gak mau."

Hanabi ingin merengek. Dia takut. "Aku takut. Kalo ada apa-apa gimana? Yang kayak di labirin."

"Gak bakalan ada. Ini Jerman."

"Nah makanya bukan Indonesia, psikopatnya nanti lebih sadis." Hanabi menarik-narik baju Devan. "Ayo pulang aja. Ke rumah. Nemuin Daffin sama Lintang."

"Nanti aja. Lagian gak bakalan ada apa-apa kok. Hana jangan terlalu takut. Apalagi, aku gak akan buat Hana luka." Devan tersenyum. "Ayo, kita aman."

"Yakin?"

"Iya yakin. Kalo gak aman, aku bakalan buat Hana aman."

Setelah berhasil membujuk Hanabi dan berhasil. Keduanya kembali berjalan menyusuri lorong. Melihat barang-barang yang tertata rapih atau masuk ke dalam sebuah ruangan untuk sekedar mengecek.

"Perpustakaan."

"Mau masuk?" tanya Devan. Hanabi menatapnya lalu mengangguk.

Kriet~

Suara derit pintu yang terdengar menakutkan menyapa indra pendengaran Hanabi. Dia menatap Devan yang membuka pintu perpustakaan sampai terbuka lebar.

"Ayo."

Angin berhembus pelan saat Hanabi melangkahkan kaki kirinya masuk ke dalam perpustakaan. Tatapan Hanabi langsung di manjakan dengan rak-rak berisi buku bersampul coklat yang tertata rapi.

Senyum si wanita terlihat. Dia melangkah untuk lebih masuk kedalam perpustakaan. Hanabi mengangkat tangan kirinya. Menyentuh buku-buku yang berjejer rapi.

"Suka?" tanya Devan membuat Hanabi mengangguk semangat. Devan terkekeh. Dia berjalan di belakang tubuh Hanabi. "Kalau mau, Hana boleh ambil satu."

"Enggak." Hanabi menggeleng. "Ini bukan punya kamu yang bisa aku ambil seenaknya."

Married with Psychopath [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang