Pengen buat karena baca komentar kalian yang buat aku ngakak><
Makasih udah ngehibur malam mingguku yang kelam karena cuman kelonan sama bantal~.°•°.~
Lagu gloomy sunday mengalun di dalam kamar luas milik Devan dan Hanabi. Devan yang sengaja memutarnya, dia mau tau bagaimana respon Hanabi saat mendengar lagu ini.
Agak horor memang Devan memutar musik ini. Kalau nanti Hanabi berniat bunuh diri karena mengingat masa lalunya bagaimana? Lalu, gimana kalau Hanabi benar-benar bunuh diri dan akan meninggalkannya.
"Tidak!" Devan sedikit berteriak, wajahnya terlihat sangat panik. "Tenang, De, Hana gak bakalan bunuh diri cuman karena lagu. Lagian gue tiap denger nih lagi, baek-baek aja. Gue malah jadi pengen bunuh orang."
Sinting, Devan memang sinih. Memang lagunya itu tentang lagu bunuh diri, bukan lagu untuk membunuh orang.
Prinsip Devan itu gini, "Gak papa bunuh orang, yang penting gak ngefitnah orang. Kan fitnah lebih kejam dari pembunuhan."
Ya sudahlah, terserah apa kata psikopat ganteng ini saja.
"Devan!"
Teriakan itu membuat Devan tersentak, dia buru-buru mematikan lagu sesatnya. Devan mendongak, dia tersenyum lebar tanpa beban.
"Hana udah pulang? Gimana jalan-jalannya?" tanya Devan, istrinya itu memang izin pergi jalan-jalan bersama dua anaknya.
Hanabi mendengus, dia menatap Devan kesal. Hanabi sempat mendengar lagu yang di putar Devan. Ini suaminya mau bunuh dia perlahan lagi apa gimana?
Emang ya, psikopat itu susah tobat. Ada aja alasannya buat tetep ngebunuh manusia lain.
"Hana, aku punya hadiah buat kamu." Devan bangkit dari duduknya, dia berjalan kearah pintu. Menguncinya agar si bungsu tidak mengangganggu kegiatan menyenangkannya bersama Hanabi.
"Apa? Gak aneh-aneh, 'kan?" tanya Hanabi curiga.
Devan mendengus, "Gak ada. Kan mainan bdsm-nya udah kamu bakar semua." ujarnya sambil cemberut.
Ucapan Devan itu bukan kebohongan. Hanabi memang membakar semua mainan laknat itu di taman belakang. Salah Devan juga sih karena memberitahunya saat paket itu datang. Seharusnya nanti saja saat mereka akan bermain jadi Devan bisa menggunakannya.
Karena kejadian itu juga, Devan tidur di ruang tamu hampir dua minggu. Pintu kamarnya di kunci dan Hanabi tidur di kamar putra bungsunya. Devan tentu saja membujuk--memaksa--Hanabi agar mengizinkannya tidur di kamarnya.
"Kamu buka bajunya dulu," suruh Devan. Dia menarik tangan Hanabi lalu mendudukkan wanita itu di tempat tidur. Devan membuka baju Hanabi dengan paksa.
"Apa sih?! Aku capek, kalo mau main sana solo!" suruh Hanabi sambil mencibir.
"Dih ngapain solo kalo ada kamu?" Devan tersenyum manis, dia merogoh sakunya. Mencari sesuatu yang baru ia beli kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Psychopath [TAMAT]
Ficção AdolescenteDia bukan manusia, dia bukan seorang suami yang akan menjaga istrinya dengan baik. Merawatnya bukan malah memberi goresan goresan dikulit. Dia itu suamiku, ah biar aku ralat. Dia iblis pencabut nyawa yang merangkap menjadi suamiku. Tampan memang, ta...