Ketiga gadis spesial yang menjadi target mutlak siapapun yang menginginkan keabadian. Tiga spesies gabungan terkuat yang memutuskan untuk kembali mencari orangtuanya yang telah lama hilang. Mereka dipaksa berjuang. Bertahan. Dan terus menetap.
Lente...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Apa yang sedang kau lakukan, Taliyah?”
Korona terlonjak. Tak ada satupun orang yang memanggil dirinya dengan nama itu. Nama belakangnya.
Gadis itu mengingsut-- menarik pandangannya dari luar jendela.
“Hanya menikmati pagi yang mendung dan gelap, mengapa kau disini? Apa kau utusan Leteshia untuk menjagaku?”
“Tidak.”
“Lalu?”
Pria itu menatap Korona. Lekat. Seolah ada semburat hal yang ingin ia sampaikan.
Korona mundur selangkah tatkala pria itu terus melangkah maju. Menatapnya dengan tatapan dingin. Aneh. Seolah ada gaya intimidasi yang terpapar dari matanya.
Pria itu memutus pandangan sepihak. Membuang muka kesamping lalu menggeram. “Sudah pernah kukatakan bahwa pria itu berbahaya, kenapa kalian masih menerimanya?”
Korona sedikit tersentak akan nada bicara pria itu. Sinis. Khawatir. Dingin. Dan begitu menusuk ulu hati. Entahlah.
“Bagaimana kau bisa tahu tentang pria itu? Dan bagaimana kau bisa menolongku tadi malam?”
Pria itu kembali menatap Korona. Kini serius. Tak ada nada candaan pada gelayut matanya. “Aku terhubung denganmu, Taliyah.”
Korona akhirnya beranjak setelah menatap lekat pria itu. Gadis itu menyelipkan tangan diantara rambutnya. Menghela napas beberapa kali sambil memutar bola matanya.
“Okay. Terserah apa katamu dan aku tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah--” Korona mengambil secarik kertas dari laci nakasnya dan mengangkatnya. “bagaimana kau tahu tentang bibi Valerie?”
Pria itu terdiam sejenak. “Leteshia Zhepyrine Taliyah. 17 tahun. Suka membaca buku. Meneliti tentang pria berjubah hitam. And actually it’s me.”
Korona tertegun. Menggeleng pelan. Gadis itu tak boleh percaya sama sekali.
“Orang tuamu dan kedua sahabatmu hilang satu tahun yang lalu. Kalian bersekolah di sekolah olahraga. Kau suka balet dan bela diri. Dan kau sangat suka es krim.”
Gadis itu tergugah, menarik napasnya. “Oh okay, apa rasa es krim kesukaanku?”
Pria itu tersenyum remeh untuk kesekian kalinya. “Mudah. Kau suka rasa apa saja. Tetapi kau dibuat jatuh hati dengan rasa strawberry.”
Korona terkesiap. Mengerjapkan matanya beberapa kali.
Bagaimana bisa?
“Elzio. Buka lemari pakaianmu dan temukan sebuah surat. Mungkin itu akan berguna bagimu.”
Korona mengangguk. “Kurasa kau sudah tau namaku. Dan satu hal lagi--” Korona beranjak lalu berdiri dihadapan Elzio. “Lemari pakaian itu privasi, Elzio.”