Ketiga gadis spesial yang menjadi target mutlak siapapun yang menginginkan keabadian. Tiga spesies gabungan terkuat yang memutuskan untuk kembali mencari orangtuanya yang telah lama hilang. Mereka dipaksa berjuang. Bertahan. Dan terus menetap.
Lente...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam dengan indahnya rembulan serta angin bersemilir pelan mendominasi sekitar. Dua mobil yang saling berdampingan—depan dan belakang—memilih kecepatan yang sama. Normal dan tak mengebur sekalipun. Mengingat penghuninya sedang tertidur lelap kecuali kedua pengemudi, Diego dan Clara.
“Maaf jika aku sedikit lancang. Tapi, ada apa sebenarnya? Kenapa kita harus ke Paris dan kalian ini teman? atau keluarga?”
Elzio menghela napas mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Clara. “Kami teman. Dan mengenai apa yang terjadi, aku belum bisa memberitahu kau. Intinya, kau akan aman bersama kami.”
Suara nada dering telepon yang lantang tiba-tiba terdengar. Indra di sekitar mendadak memusatkan perhatiannya pada tas Korona. Gadis yang daritadi tertidur lelap itu mendadak bangun dan langsung merogoh ke dalam tasnya.
“Santai saja, Korona. Kumpulkan nyawamu dulu.”
Korona memijat pelipisnya yang pusing karena bangun tidur dalam keadaan terkejut dan mendadak. Sambil memijat pelan, ia melihat layar yang tertera nama ‘Ailen’ di sana. Ia menggeser tanda hijau lalu menaruh smartphonenya di samping telinga.
“Halo! Ada apa? Apa semuanya baik-baik saja? Kenapa kau tidak tidur?”
Masih dengan memijit pelipisnya, Elzio sesekali melirik ke arah Korona. Hanya untuk memastikan dia baik-baik saja.
‘Aktifkanspeakermu, biarkan Elzio ikut mendengar.’
Korona mengaktifkan speaker lalu meletakkan smartphonenyapada penyanggah di dashboard mobil.
'Lihat kebelakang. Mereka telah mengikuti kita sejak setengah jam yang lalu. Kau ingat ini daerah mana?’
Alis Korona menukik bingung lalu menatap Elzio menunggu jawaban. “Las Vegas.”
“Astaga, mereka disini. Aku dapat mencium aroma bau seperti orang yang tak mandi selamat setahun,” lanjut Elzio menekan setiap kata demi mengejek Diego di seberang sana.
“Maksudmu mereka—werewolf? Astaga, bagaimana bisa kita lewat jalur ini? Kami, kan, hanya mengikuti kalian. Ini daerah kekuasaan mereka. Bagaiman kita bisa lolos?” Suara Korona meninggi karena panik. Wajahnya pucat pasi mengingat betapa menakutkannya kelompok serigala di malam hari.
‘Jalur lain ditutup karena ada acara di pusat kota, hanya jalur ini yang kita punya. Lagipula, aku kira mereka masih percaya akan garis keturunan. Kalau begitu, kita, kan aman sebab ada kalian bertiga,' sekarang gantian Aisar yang menyahut dari seberang sana.