🕊 Sayap Pelindung - 19 🕊

121 22 17
                                    

Jika melupakan itu sulit, maka ikhlaskan saja.

- Author -
--------------

        1 minggu telah berlalu. Kini, saatnya Leta akan menghadapi UAS. Tapi UAS kali ini sangat berbeda karena Leta tidak fokus belajar gara-gara terus memikirkan Langit.

         2 hari yang lalu, Leta mendengar kabar dari teman sekelas Langit kalau cowok itu pindah sekolah ke Jogja. Kondisinya memang belum benar-benar pulih. Tapi mungkin, Langit ingin secepatnya menghapus jejak-jejak kebersamaannya bersama Leta dengan berpindah tempat tinggal.

         Saat mulai menduduki bangkunya, handphone milik Leta bergetar. Ada sebuah notifikasi dari WhatssApp. Terpampang nama kontak Anna disana.

Kak Anna 💞

Leta, jam istirahat temuin Kakak di rooftop. Sendiri, jangan ajak siapa-siapa.

Emangnya ada apa Kak?

Nanti Kakak jelasin. Ini tentang Langit.

Iya Kak, nanti Leta kesana.

Read

        Tidak ada balasan lagi dari Anna. Hanya ada centang dua biru saja disana. Leta memasukkan handphonenya kembali ke tas karena teman-temannya yang mulai berdatangan.

🐦      🐦     🐦

      "Ada apa Kak?" Tanya Leta to the point. Dia sudah bersama Anna sekarang di rooftop sekolah.

       "Kakak cuma mau minta maaf aja."

       "Buat?" Kedua alis Leta menyatu. Untuk apa Anna meminta maaf?

       "Minta maaf untuk perlakuan Langit yang bikin kamu sakit hati. Satu lagi, Ta." Mau tidak mau, Anna harus mengatakan hal ini.

        "Sebenarnya, kalian itu udah dijodohin. Tapi setelah beberapa hari yang lalu Langit tau hal ini, dia minta perjodohannya dibatalin. Dia juga gak mau ngeliat kamu lagi, dan ketemu kamu lagi. Bahkan semua barang yang berhubungan sama kamu, dia simpen di gudang." Anna menatap Leta sendu.

        "Gapapa," jawab Leta singkat sambil tersenyum ke arah Anna. Dadanya sesak, tapi kenapa dia tidak bisa membenci Langit dan melupakannya.

        "Satu hal lagi, Ta. Kakak harap kamu bisa kuat."

        "Bilang aja Kak."

        "Langit udah dijodohin sama cewek lain," jawab Anna. Hancur sudah semuanya. Tak ada harapan lagi sekarang. Leta menyeka sudut matanya.

        "Semoga mereka selalu baik di sana. Leta titip salam ke Umi sama Abi. Aku ke kelas dulu Kak, assalamualaikum." Leta berlari sekuat tenaganya. Kakinya sedikit lemas.

         "Kakak minta maaf, Ta." Anna menutup wajahnya dengan tangan. Ini memang takdir, dan dia sebagai kakak, harus bisa menerima semua ini.

         Di kelas, Leta menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Bahunya bergetar. Air matanya juga mengucur deras. Dalam hati, Leta mengutuk dirinya karena sudah ceroboh melakukan hal itu.

Sayap Pelindung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang