[SELESAI]
Highest rank:
#3 in fajaralfian [27-03-20]
#9 in fajaralfian [14-04-20]
#4 in fajaralfian [18-04-20]
#1 in sayappelindung [06-06-20]
#9 in jorji [21-06-20]
#2 in sayappelindung [02-07-20]
#3 in pelatnas [25-09-20]
Tidak ada satu pun kisah...
Tidak ada yang kebetulan karena semua sudah diatur oleh Tuhan.
- Author - --------------
"Ekhem!" Nah kan, adaa aja yang jadi orang ketiga. "Kita yang jomlo mah bisa apa?" Lanjut kak Kevin.
"Apaansih!" Balas kita berdua.
"Ciee samaan," goda kak Jojo. Aishh udahlah bodo amat. Oh iya guys. Tentang kak Rian udah ada yang punya itu ternyata gak bener. Gue baru tau 1 bulan yang lalu. Aktingnya bagus banget sih, sampe-sampe kalian pasti ketipu juga sama mereka. Tapi ada untungnya juga, gue bisa dapat kejutan dari Langit gara-gara hal itu.
"Rasya ke dapur dulu," kata gue sambil senyum ke arah mereka.
"Hati-hati Sya, entar di dapur kesambet setannya Jombang!" Teriak aa' Fajar dari ruang keluarga. Boleh gak sih, gue musnahin abang gue sendiri?
Akhirnya, setelah gue selesai goreng ayam yang tadinya tertunda gara-gara mati lampu, gue langsung taruh ayam sama nasi gorengnya ke meja makan dan minta ayah buat makan malam dulu. Awalnya ayah nolak gara-gara keasikan ngomongin bultang sama coach Herry. Tapi gue terus paksa biar beliau mau makan. And finally ... ayah nurut.
"Sekarang kita mau ngapain?" Tanya gue ke mereka yang masih muda-muda. Maksudnya kaya kak Rian, Fajar, Kevin, Jojo, Ginting, Apri, Jorji, Melati, sama Jordan. Soalnya yang udah punya anak pada di ruang tamu.
"Awas guys, hujan lokal!" Teriak kak Fajar gak kalah kenceng dari ayah. Alhasil ruang keluarga jadi ribut sama suara tawa kita semua. Ayah juga ketawa gak kalah kenceng sambil jalan ke ruang tamu.
"Udah weh, capek gue," kata kak Jordan sambil pegangin perutnya. Ya lagian si ayah sama aa Fajar kelakuannya kaya gitu. Mana mukanya kak Rian asem banget lagi. Gimana gak ketawa coba.
"Kalian mau sampe kapan di sini? Gak istirahat emangnya?" Gue bukannya usir mereka tapi kasian juga soalnya besok harus latihan lagi.
"Lo ngusir kita?" Kata kak Kevin sambil naikin kedua alisnya.
"Rasya gak ngusir kalian. Tapi kan, besok kalian harus latihan lagi. Entar takutnya kalian malah drop," jawab gue. Emang sih ini masih jam 19.30 WIB. Cuma kan ... gitu deh pokoknya.
"Baru aja setengah delapan," balas kak Apri. Ya udah gue sih cuma ngangguk aja. Setelah itu, ruangan jadi sepi . Gak ada yang ngomong sepatah kata pun.
"Rasya!" Otomatis gue langsung berdiri saking kagetnya. Ayah manggilnya kaya lagi dapet hadiah doorprize.
"Apa, Yah?" Kata gue.
"Liat di depan ada siapa," kata ayah sambil senyum. Emangnya ada siapa? Ya kalik Soimah sama Nassar dateng ke rumah gue.
Gara-gara udah penasaran banget, gue langsung cek ke teras. Gthbsbzbznzbavsbz. Ini gue mimpi? Mulut gue rasanya gak bisa kebuka buat ngomong. Cuma air mata yang mewakili perasaan gue saat ini. Bahagia sama kecewa campur aduk jadi satu.
"La-Langit? Ini beneran elo, kan? Gue gak mimpi, kan?" Gue diam sebentar. Ini pasti mimpi.
"Siapa, Ta?" Aa Fajar langsung berdiri di dekat gue.
Buuukk!!
Satu pukulan mendarat di pipi Langit. Kotak yang dari tadi dia pegang jadi jatuh ke lantai. Kak Rian, ayah, dan semua yang di dalem jadi keluar ke teras.
"Jar, udah Jar!" Teriak kak Rian sambil tahan aa Fajar dari belakang.
"Ngapain lo dateng ke sini?!" Air mata gue semakin deras. Gue kira kedatangan Langit bisa diterima sama aa Fajar tapi kenyataannya enggak sama sekali.
"Jar, udah," kata ayah.
"Enggak Om. Fajar gak bisa diemin dia datang gitu aja ke sini. Dia yang udah bikin Rasya selalu nangis selama tiga tahun ini. Terus sekarang? Dia seenaknya nginjakin kaki di rumah ini lagi." Gak ada respon apapun yang ditunjukin Langit. Dia cuma bisa diem sambil pegang pipinya.
"Jar, jangan bilang gitu. Lo gak tau niat Langit ke sini mau ngapain. Siapa tau dia mau minta maaf ke Rasya atas kejadian tiga tahun lalu," tutur kak Rian.
"Elo juga Jom, ngapain sih belain cowok gak tau terima kasih kaya dia?! Pokoknya sekarang gue minta lo pergi dari sini! Gak usah temuin Rasya lagi sampai kapanpun itu!" Tekan aa Fajar.
Gak ada lagi yang berani ngomong. Bahkan ayah sama kak Rian cuma bisa kasi tatapan sendu ke Langit sama gue. Ya Allah apa ini artinya Rasya sama Langit gak akan pernah sama-sama lagi?
"Kita pulang aja, Lang." Seorang cewek yang gue gak tau itu siapa tiba-tiba muncul gitu aja tanpa izin. Bahkan dia gak segan-segan buat genggam tangan Langit dan ngajak dia pergi dari rumah gue. Apa mungkin dia cewek yang dimaksud kak Anna waktu itu?
Sebelum Langit benar-benar pergi, matanya mengisyaratkan gue untuk ngambil sebuah kotak yang tadi dia bawa. Setelah gue angkat kotaknya, di saat itu pula dia menghilang dari pandangan gue.
"Aa jahat!" Air mata gue menetes lagi. Gue lari ke kamar. Gak peduli siapa yang kesenggol.
"Rasya! Maksud Aa gak kaya gitu! Rasya!"
"Pokoknya Aa' jahat!"
C U 👋 _______
Langit comeback guys! Huh, kangen nih sama dia.
Yaudah. Sampai jumpa di chap selanjutnya ❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
