Gue akan selalu menjadi sayap pelindung untuk lo.
- L & L -
¤ Sayap Pelindung ¤
------------------------------Ya, hari ini sudah tiba, guys! Hari di mana abang gue yang tertampan dan calon imamnya Emak Author mau launcing kedai kopi milik mereka yang letaknya di daerah Cibiru, Bandung.
"Yang nyetir siapa?" Tanya gue ke ayah. Kita memang berangkat belakangan karena tadi gue udah ke kantor penerbit lagi buat ngurusin naskah yang mau terbit.
"Kamu aja," kata ayah. Yawdin, gue langsung masuk ke mobil dan meluncur ke Bandung.
🐦 🐦 🐦
Gue sama ayah sampai di lokasi jam 16.30 WIB. Rame banget, parah! Se exaited itu ternyata para BL hadir di sini.
Gue sama ayah masuk ke dalam. Saking ramenya, gue gak bisa ngeliat keberadaan aa Fajar sama kak Rian. "Yah, si Aa' kemana, ya?"
"Bentar." Ayah mulai celingak-celinguk buat cariin batang hidungnya aa Fajar. "Nah, itu Sya." Gue langsung mengikuti arah pandangan ayah. Yap, bener ternyata itu aa Fajar. Gue sama ayah langsung ke tempatnya aa Fajar sekarang.
"Aa!" Panggil gue pas banget di telinganya sambil tepuk pundaknya dia juga.
"Rasya! Lo kira Aa' budek, apa?"
"Idiiih biasa aja kalik. Yang lain mana?" Tanya gue.
"Biasa, lagi fotoan sama fans-nya. Eh, Om ikut juga?" Aa Fajar langsung cium tangannya ayah. "Duduk situ aja, Sya." Aa menunjuk salah satu bangku dan meja yang masih kosong di sana. Akhirnya, gue sama ayah duduk di sana daripada harus melanga melongo di sini.
"Ayah, ponakannya Langit udah mulai masuk?" Tanya gue. Memang, beberapa minggu ini gue jarang ke pondok. Dan soal kepindahan ponakan Langit, ayah yang urus semuanya. Setelah ketemu di pondok waktu itu juga, gue gak pernah lagi ketemu sama dia. Mungkin, dia lagi habisin waktu sama Almira.
"Dua minggu yang lalu, dia udah masuk, kok."
"Sya, lo nyanyi ya, sekarang. Tolong Sya, sekali ini aja, bantuin Aa sama Jombang." Lah, ini dateng-dateng malah suruh gue nyanyi. Gimana sih? Tapi kasian juga liat aa mohon-mohon. Gue turutin aja deh. Gue manggut-manggut tanda setuju.
"Ya udah, sekarang yuk!" Gue pamit sama ayah. Habis itu, gue ikutin aa Fajar ke tempat gue mau nyanyi.
"Di sini? Aa, Kak Rian ke mana, sih?"
"Iya, di sini. Nih, gitarnya. Si Jombang ada noh! Banyak nanya lo, dari tadi." Andai ... dia bukan sepupu gue. Udah gue geprek-geprek dia.
"Semua, harap tenang! Di depan ini, ada sepupu gue yang mau nyanyi. Jadi, dengerin baik-baik. Dijamin, kalian gak akan nyesel." Aa Fajar menepuk pundak gue sambil tersenyum. Dia pun pergi ke tempat duduk semula.
Setelah mendapat posisi duduk yang nyaman, gue mulai memetik gitar. Lagu 'Pura-Pura Lupa' menjadi pilihan gue kali ini. Lagu ini gue khususkan untuk dia yang mungkin sekarang ini sepenuh hatinya sudah dimiliki orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung
Novela Juvenil[SELESAI] Highest rank: #3 in fajaralfian [27-03-20] #9 in fajaralfian [14-04-20] #4 in fajaralfian [18-04-20] #1 in sayappelindung [06-06-20] #9 in jorji [21-06-20] #2 in sayappelindung [02-07-20] #3 in pelatnas [25-09-20] Tidak ada satu pun kisah...