🕊 Sayap Pelindung - 25 🕊

153 18 2
                                    

Tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih ingin berusaha untuk memperbaiki semuanya.

- Rakan Langit Athalla -
-----------------------------------

        Keesokan harinya, gue sama ayah pergi ke pondok. Ini memang sudah menjadi rutinitas kita sehari-hari. Sesampainya kita di pondok, gue dan ayah langsung turun dari mobil lalu masuk ke dalam.

        Di sini suasananya adem ayem. Banyak banget jenis pepohonan yang ditanam di sini. Mulai dari kelapa, ketapang, mangga, rambutan, dan banyak lagi yang lainnya. Gak ketinggalan juga tanaman rempah-rempah.

        "Kak Kayraaa!" Baru aja gue dateng, udah diserbu aja sama anak-anak di sana.

        "Kalian kok di luar? Gak belajar emangnya?" Tanya gue. Mereka ini adalah anak-anak jalanan yang ditemukan sama guru-guru di pondok ini. Melalui izin dari ayah, mereka jadi bisa sekolah di sini. Bahkan, semua biaya akan ditanggung oleh pihak pondok sampai mereka lulus SMA nanti. Dan kalau memungkinkan, kita akan membiayai mereka sampai mendapat pekerjaan.

        "Kak Kayra udah nangis, ya?" Tanya Zahra. Dia baru berumur 8 tahun dan masih kelas 2 SD.

        "Hah? Nangis?" Emangnya sebengkak itu mata gue, gara-gara tadi malem udah nangis?

        "Iya, itu matanya bengkak," timpal Aisyah. Gue cuma nyengir aja.

        "Tadi malem Kak Kayra ketemu sama orang ganteng tapi orang gantengnya pergi ninggalin Kakak, makanya deh Kakak nangis," jawab gue sekenanya.

        "Kak Kayra jangan nangis lagi makanya, nanti Zahra sama temen-temen bawain Kakak gantengnya lagi," jawab Zahra. Gue langsung cubit pipinya. Abisnya gemesin dia itu.

         "Iya-iya, Kak Kayra gak akan nangis lagi deh. Kalau gitu, kalian masuk ke kelas sana. Kakak mau ke ruangannya Abi Adit dulu. Assalamualaikum." Gue langsung melenggang pergi ke ruangan ayah.

        Setelah mengucap salam dan mengetuk pintu, gue langsung masuk ke dalam. "Ayah, kelas enam, sembilan, sama dua belas, UN nya kapan?" Tanya gue sambil duduk di sofa.

         "Kalau gak salah bulan Mei," jawab ayah. Gue ngangguk-ngangguk aja.

         "Oh iya Ta, nanti ada yang mau ke sini."

         "Ngapain?"

         "Jadi dia itu dari Jogja. Dia punya ponakan. Nah, berhubung sekarang dia pindah ke Jakarta, dia juga ajak ponakannya itu buat pindah sekolah ke sini."

         "Cowok atau cewek? Namanya siapa? Rasya kenal, gak?" Aishhh gue kok jadi cerewet gini.

         "Cowok. Kamu kenal sama dia. Kalau namanya ... rahasia. Nanti juga kamu tau." Astatang! Siapa sih?! Ayah tu emang jagonya bikin gue kepo tingkat akut.

        Baru aja gue tutup mata mau tidur, ada yang ketuk pintu. Kayaknya itu yang diomongin sama ayah deh. Tapi kok, suaranya mirip sama Langit. Wah ... parah. Kenapa malah kaya di sinetron-sinetron?

       "Masuk." Eaaak! Ayah udah kaya bos-bos di cerita Azab, wkwk.

       "Langit?!" Tuh, kan.

Sayap Pelindung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang