Bel pulang sekolah berbunyi, siswa siswi SMA Angkasa berhamburan keluar kelas mereka untuk pulang ke rumah masing-masing.
Amanda saat ini sedang berada di depan gerbang menunggu taksi yang dipesannya datang (taksi online). Namun pandangannya tiba-tiba menangkap cowok yang beberapa jam lalu mencium pipinya sedang menyetir mobilnya keluar gerbang sekolah, seketika pipinya memanas saat mengingat kejadian itu.
"Kak Daniel kalau lagi serius nyetir kayak gitu kok tambah ganteng ya?" tanyanya pada diri sendiri sambil tersenyum.
Beberapa menit kemudian taksi yang di pesannya datang, ia pun langsung masuk ke kursi penumpang di taksi itu.
"Ke Kafe matahari ya Pak," ucap Amanda kepada supir taksi itu.
"Siap Non," balas supir taksi itu dan melajukan mobilnya.
Ya, Amanda tidak pulang terlebih dahulu karena teringat Arin yang ingin menemuinya di Kafe. Beruntunglah karena tidak ada latihan Speech Contest jadi Amanda bisa pulang cepat.
Tidak butuh waktu lama akhirnya ia pun sampai di Kafe matahari.
"Terima kasih Pak, ini uangnya," ujar Amanda sambil memberikan uangnya kepada supir taksi.
"Terima kasih kembali Non," balas supir taksi itu dan melajukan mobilnya.
Amanda pun langsung masuk ke Kafe dan mengedarkan pandangannya untuk mencari Arin. Akhirnya Amanda menemukan Arin yang sedang melambaikan tangan ke arahnya dan ia pun menghampiri gadis itu.
"Sorry gue agak telat," ucap Amanda sambil duduk di kursi seberang Arin.
"It's okey, gue udah pesenin lo minum jadi lo gak usah pesen."
"Thanks ya, by the way lo mau ngomong apa? Sampe nyuruh gue ke Kafe segala?"
"Santai dulu Da, nanti tunggu minumannya datang." Amanda pun hanya mengangguk.
Tidak butuh waktu lama akhirnya pesanan mereka datang.
"Silakan dinikmati."
"Terima kasih Mba," ucap Arin dan diblas anggukan oleh pelayan Kafe itu.
"Oke jadi gue nyuruh lo kesini buat kelarin semua kesalahpahaman lo ke Mama lo," lanjut Arin yang membuat Amanda membulatkan matanya.
"Please, kalau lo nyuruh gue ke sini buat bahas itu, sorry gue gak bisa," ucap Amanda ingin beranjak pergi namun tertahan karena ucapan Arin.
"Kalau lo pergi, lo bakal nyesel Da," sahut Arin, Amanda yang mendengarnya pun pasrah dan kembali duduk.
"Oke sekarang jelasin apa yang mau lo jelasin." Amanda to the point.
"Semua salah paham Da, yang lo pikir tentang mama lo sebagiannya salah paham," kata Arin membuat Amanda mengkerutkan keningnya.
"Maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDANIEL [TERBIT]
Teen FictionSetiap nama pasti memiliki arti yang indah bukan? Tapi bagaimana jika kita diperlakukan tidak seindah arti nama itu? Sama halnya dengan gadis manis bernama Amanda Rafania. Sejak kecil, gadis itu sudah sering ditinggal oleh kedua orang tuanya dan dia...