"Oke gue ulang.. Amanda Rafania, lo mau gak jadi pacar gue?"
Mendengar kalimat yang diungkapkan kembali oleh Daniel itu, Amanda merasakan kebahagiaan yang selama ini ia impikan terwujud.
1 tahun lamanya ia menunggu, walau memang awalnya dia tidak ingin memperjuangkan cintanya hanya pasrah dengan takdir. Ia selalu berpikir bahwa dirinya tidak pantas untuk bersanding dengan seorang Daniel oleh karena itu ia hanya mampu memandangnya dari jauh.
Daniel masih menunggu jawaban dari Amanda dan pada akhirnya Amanda mengangguk di sela-sela tangisnya. Daniel tersenyum begitu bahagianya dia dan menyesal karena tidak dari jauh-jauh hari ia menyadari perasaannya.
"Mulai sekarang, lo pacar gue jadi jangan deket sama cowok lain selain gue hm?" ucap Daniel sambil tersenyum. Amanda bahagia melihat senyum Daniel yang memperlihatkan dimplenya itu, karena memang Daniel dikenal dengan cowok yang pelit untuk tersenyum.
"Udah dong berhenti nangisnya, lo jelek kalo nangis," lanjut Daniel membuat Amanda tertawa kecil dan menghapus air matanya.
"Kak?"
"Hm."
"Jangan pernah tinggalin aku." perkataan yang Amanda lontarkan membuat Daniel tersenyum dan menangkup pipi Amanda.
"Gue gak bakal tinggalin lo," balas Daniel sambil melepaskan tangkupan tangannya di pipi Amanda dan mengulurkan tangannya.
"Yuk pulang, gue anter," lanjutnya. Amanda yang mendengarnya pun mengangguk dan menerima uluran tangan itu. Mereka bergandengan tangan menuju mobil Daniel.
Perasaan kecewa dan marah yang Amanda rasakan sudah hilang karena pernyataan yang Daniel ungkapkan, ia yakin bahwa memang Daniel dan Mawar tidak memiliki hubungan apapun.
Ia berharap kebahagiaan ini tidak akan hilang dan akan selalu datang padanya.Pada saat di mobil hening, tidak ada pembicaraan. Amanda pun melontarkan pertanyaan yang sedari tadi mengusik pikirannya.
"Kak? Aku mau tanya," ujar Amanda sedikit gugup, Daniel yang mendengarnya pun menoleh dan fokus ke arah depan kembali.
"Hm tanya apa?"
"Ka-kak kok bisa suka sama aku?"
"Nanti gue jawab, kalau udah sampe rumah lo." Amanda yang mendengarnya hanya mengangguk.
Tidak butuh waktu lama, mereka pun sampai di depan rumah Amanda.
"Manda? Gue akan jawab pertanyaan lo tadi," kata Daniel sambil memberhentikan mobilnya. Amanda masih setia menunggu Daniel melanjutkan perkataannya.
"Awalnya gue juga gak tau kenapa ini terjadi tapi gue bersyukur karena bisa sadar sama perasaan gue ke lo. Semenjak kejadian gue cium pipi lo itu, gue udah ngerasa aneh. Apalagi pada saat lo deket terus sama si Daffa gue juga gak tau apa yang terjadi sama diri gue sendiri. Intinya lo itu selalu ada dipikiran gue." Amanda pun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDANIEL [TERBIT]
Teen FictionSetiap nama pasti memiliki arti yang indah bukan? Tapi bagaimana jika kita diperlakukan tidak seindah arti nama itu? Sama halnya dengan gadis manis bernama Amanda Rafania. Sejak kecil, gadis itu sudah sering ditinggal oleh kedua orang tuanya dan dia...