Saat ini Amanda, Daffa dan Bunda sudah berada di rumah sakit. Amanda terus memeluk Bundanya agar sedikit lebih tenang walau air mata masih membekas di matanya. Ya, mereka sedang menunggu dokter keluar dari UGD.
20 menit mereka menunggu akhirnya dokter yang menangani Mama Amanda keluar. Amanda yang melihat dokter keluar dari UGD langsung melepaskan pelukan Bundanya.
"Dok, bagaimana keadaan Mama saya? Dia baik-baik aja kan?" tanya Amanda khawatir.
Dokter itu hanya terdiam tanpa membalas pertanyaan yang Amanda berikan.
"Dok, jawab saya!" emosinya kian memuncak.
"Maaf," ucap Dokter itu yang membuat Amanda semakin takut dan khawatir. Bunda yang menyadari perubahan ekspresi anaknya itu langsung mendekapnya.
"Maksud dokter? Saya mohon dok, bicara yang jelas!"
"Saya tidak bisa menyelamatkan Mama kamu, Mama kamu sudah meninggal dunia sebelum dia di bawa ke rumah sakit ini."
DEG!
Ucapan yang dokter lontarkan itu seketika membuat pertahanan Amanda runtuh. Ya, Amanda kembali mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan.
"Gak mungkin! Gak mungkin dokter bohong kan sama saya? Hikss.. gak mungkin Mama saya, gak mungkin meninggal gak.. gak mungkin hikss.. dia masih hidup!" lirih Amanda sambil terus menggelengkan kepalanya dan langsung berlari masuk ke ruang UGD.
Dia langsung memeluk Mamanya dan menangis sejadi-jadinya."Mama bangun hikss.. kenapa Mama ninggalin Manda hikss.. Ma bangun! Mama tega sama Manda hikss.. kalo Mama gak bangun Manda marah sama Mama! hikss.. bangun Ma," tangisnya sambil terus mengguncangkan tubuh Mamanya.
Bunda yang melihat anaknya itu pun langsung merangkulnya ke dalam pelukannya.
"Sstt.. udah sayang ikhlasin Mama kamu, Mama kamu udah tenang disana," kata Bunda menenangkan, Bunda juga berusaha untuk tidak menangis karena ingin menguatkan anaknya. Begitupun dengan Daffa yang masih terdiam di pintu dengan air mata yang terkadang menetes di matanya.
"Bunda, Mama hikss.. Mama ninggalin Manda hikss.. Apa Mama udah gak sayang lagi sama Manda? Hikss.."
"Gak boleh bilang gitu sayang, Mama kamu sayang banget sama kamu, ini takdirnya jadi biarlah dia tenang di sana."
"Bunda hikss.." tangis Amanda di pelukan Bundanya.
"Ya tuhan kenapa engkau terlalu cepat mengambil Mamaku.." batinnya lirih.
Sejak tadi Daffa yang melihat Amanda terpukul merasa tidak tega, ia pun keluar dan menelfon seseorang.
"Bro, gue mau lo ke rumah sakit."
"Hah? ada apa?"
"Amanda lagi butuh lo!"
"Amanda kenapa? Dia kenapa? Lo gak ngapa-ngapain dia kan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMANDANIEL [TERBIT]
Teen FictionSetiap nama pasti memiliki arti yang indah bukan? Tapi bagaimana jika kita diperlakukan tidak seindah arti nama itu? Sama halnya dengan gadis manis bernama Amanda Rafania. Sejak kecil, gadis itu sudah sering ditinggal oleh kedua orang tuanya dan dia...