21' CACING DANIA

58 6 0
                                    


V O T E !

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 05.00 wib. Jadwal keberangkatan mereka pulul 9 pagi. Namun, mereka harus pergi ke bandara sebelum jam 9. Devan masih terlelap dalam tidurnya. Namun, notif yang masuk di ponselnya membuat Devan sedikit membuka matanya dan melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya.

Devan memutuskan untuk bangun dan menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya, Devan memakai baju yang ia pilih di dalam lemari. Siap! Devan, lalu mengambil koper yang ia letakkan di samping meja belajar dan membukanya kembali untuk mengecek barang-barang yang ia bawa, sudah lengkap atau belum. Merasa sudah lengkap, Devan mengambil ponsel beserta earphone miliknya lalu turun ke bawah.

"Pagi". Sapa Devan.

"Udah siap?", tanya Dita yang sedang menyiapkan makan pagi

"Bang Delon mana?".

"Udah pergi kerja".

"Pagi amat".

"Ada tamu dari luar negeri datang ke kantor. Jadi abang pergi pagi-pagi. Oh iya, nih abang nitip kunci Vila yang ada di sana. Kata abang, lo nginap aja di sana". Ucap Dita sambil memberikan kunci Vila kepada Devan. Ya, waktu Dalvino Riega Wijaya alm. Ayah Devan masih ada, mereka sering sekali bepergian keluar atau dalam negeri. Dan itu cukup lama. Mau tidak mau, ayah mereka harus bisa memberikan tempat tinggal kepada ketiga anaknya dan juga ibu mereka. Kebetulan, Dalvino dapat pekerjaan yang lumayan besar di Raja Ampat dan itu sangat lama. Membuat Dalvino memutuskan untuk membangun sebuah vila di sana. Dan saat keduanya meninggal, villa tersebut di kendalikan oleh Delon, sebagai anak tertua.

Devan mengambil kunci tersebut dengan berat hati. Ia sebenarnya tidak ingin tinggal di sana. Itu hanya membuatnya ingat kepada kedua orang tuanya yang sudah pergi. Jujur, Devan sangat merindukan mama dan ayahnya.

"Lo sedih?", tanya Dita. Devan masih berdiri dan melihat kunci yang ada di tangannya.

Devan hanya menggeleng sebagai jawaban. Devan kembali mengangkat kepalanya.

"Gue pergi", ucap Devan menatap kakaknya.

"Lo serius mau pergi?", tanya Dita dengan wajah lesunya.

"Kapan gue bercanda?".

"Ih. Gue sendiri di rumah dong?". Ucap Dita dengan menekuk wajahnya.

"Ada Bang Delon. Nggak usah manja!". Balas Devan sambil menaru kunci di dalam tasnya.

"Siapa yang manja! Gue nggak manja!".

"Terus itu? Gue cuma pergi 5 hari doang."

"Yaudah sana pergi!" Ucap Dita sedikit teriak.

"Hm. Gu....."

Ddrrrrttt...drrttt

Devan mengambil ponsel yang ada di saku celananya.

📞ANDO

"Halo".

"Hm?".

"Lo dimana? Kita udah di bandara. Sisa lo sama Ikhsan".

"Sedikit lagi gue kesana".

"Ce..."

Tuuttt..

Ando belum selesai bicara, Devan sudah memutuskannya. Devan kembali melockscreen ponselnya dan di masukan ke dalam saku celana.

KANVAS LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang