57' HARI TERAKHIR

31 5 0
                                    

●○○

Beberapa hari telah berlalu tak terasa hari ini adalah hari terakhir bagi kelas XII untuk melaksanakan ujian kelulusan mereka.

Besok mereka sudah bebas dari ujian yang sudah mereka jalankan selama satu minggu dan semakin dekat pula mereka untuk meninggalkan sekolah dan melanjutkan kuliah mereka.

Devan berjalan dengan wajah yang galak dan dingin menuju kursinya suasana di kelas sudah ramai dan sisa 10 menit lagi ujian akan di mulai. Hari ini Devan datang terlambat karena ulah kakaknya yang sengaja mengunci pintunya dari luar.

Tak lama lonceng masuk berbunyi dan guru yang mengawas pun sudah masuk ke ruangan mereka. "Selamat pagi semua." Ucap Pak Bimo yang menjadi pengawas di ruangan mereka hari ini.

"Pagi pak." Jawab semua murid yang ada di ruangan tersebut.

Senuanya mengeluarkan alat tulis masing-masing. "Hari ini adalah hari terakhir untuk kelian berjuang. Bapak harap kalian mendapat nilai yang memuaskan,cita-cita kalian untuk di universitas tercapai dan semuanya lulus." Ujar pak Bimo yang sedang membagi lembar jawaban dan soal kepada mereka semua.

"Amin." Jawab semua murid kecuali Devan. Cowok itu langsung mengerjakan soal yang sudah di berikan.

• • •

Setelah menjawab semua soal ujian, Devan dkk langsung keluar kelas menuju kantin.

"Devan." Panggil Bryan.

"Hm." Jawab Devan.

"Lo di sana tinggal sama siapa? Abang Delon dan kak Dita ikut nggak?" Tanya Bryan.

Devan menggeleng, "gue tinggal di apartemen."

"Sendirian?"

"Hm." Bryan memutar bola mata malasnya saat mendenger jawaban dari Devan yang selalu seperti itu.
Bryan makan dengan tenang sedangkan Devan asik bermain dengan ponselnya.

"Lo kenapa nggak makan?" Tanya Bryan.

"Nggak lapar."

"Kenapa?"

Devan berhenti main dengan ponselnya lalu menatap Bryan tajam, "liat lo makan aja udah kenyang gue." Ucap Devan dan beranjak.

"Lah tungguin gue, jir." Bryan buru-buru menghabiskan makannya dan mengejar Devan.

• • •

Di tempat lain Rama sedang berada di ruang kepala sekolah. Ia sedang berbicara dengan ayahnya yang merupakan kepala sekolah SMA perjuangan, sekolahnya sendiri.

"Besok kamu berangkat ke Spanyol." Ucap Nathan.

"Nggak." Jawab Rama.

"Rama, ayah hanya minta kamu menemui mamamu saja ayah tidak menyuruhmu untuk menetap di sana." Jelas Nathan.

Rama menatap ayahnya tajam, "nggak mau. Pokoknya Rama mau di sini dan nggak akan menginjakan kaki di Spanyol." Ucap Rama

Lebih dari 8 tahun selama ia pindah ke Indonesia, Rama sudah tidak pernah kembali lagi ke Spanyol tempat kelahirannya. Selama itu juga ia tidak menemui Vania,ibunya.

Rama di Indonesia hidup hanya bersama Nathan,ayahnya saja. Mungkin ini menjadi alasan Rama menjadi sosok yang berantakan dan di pandang badboy oleh semua teman-temannya tanpa kecuali,Devan,Ikhsan dan Alvin.

"Rama ayah mohon, demi ayah." Ucap Nathan sekali lagi dengan nada memohon.

Rama melangkah mendekati ayahnya dan memegang kedua bahu Nathan. "Maaf,Yah. Rama nggak bisa." Ucap Rama dan pergi dari hadapan Nathan.

KANVAS LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang