Hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh siswa/siswi SMA Perjuangan akhirnya tiba.
Setelah pengumuman yang disampaikan Niko selaku ketua OSIS selesai, perlombaan pun di mulai. Suara tepuk tangan, teriakan dan beragam siulan seketika memenuhi area lapangan basket.
Sekarang adalah pertandingan antara sepuluh MIA 1 dan sepuluh IPS 1. Pertandingan pertama ini dimenangkan oleh kelas sepuluh MIA 1 dengan skor 5-3 mengalahkan sepuluh IPS 1, semua penonton kembali bertepuk tangan riuh.
Pertandingan masih berlanjut hingga tersisa kelas sebelas IPA 4 dan sebelas MIA 1 yang masuk grand final, mereka akan bertanding saat waktu istirahat selesai.
Dania, Wulan dan Meylani sekarang sedang duduk di kantin karena merasa bosan berada di bawah terik matahari.
Tapi hanya sebentar, setelah istirahat selesai mereka akan kembali berada di bawah sinar matahari lagi.
"Mey," panggil Dania.
"Iya?" jawab Meylani.
"Lo belum kasih tahu kita, kemarin lo kenapa bisa ada di rooftop? Gue mau tanya, eh, lo udah matiin teleponnya," jelas Dania membuat Meylani langsung memasang wajah senang.
"Gue diajak sama Alvin," jawab Meylani membuat kedua sahabatnya membulatkan matanya sempurna.
"Serius lo, Mey? Kok lo nggak bilang-bilang sih," kesal Wulan.
"Lah, ini sudah gue bilang?" Meylani dan Dania tertawa.
"Tapi dia ngapain ajak lo kesana?" tanya Dania.
Meylani mengendikkan bahunya. "Gue juga nggak tahu. Jadi, kemarin itu dia tiba-tiba aja narik tangan gue. Terus dia bawa gue ke rooftop. Pas gue tanya dia mau apa, dia malah diam aja," jelas Meylani yang membuat kedua sahabatnya tersenyum meledek.
"Cie, terus-terus?" tanya Wulan kepo.
"Dia nyuruh gue buat bantuin dia, tapi gue nggak tau bantuin apa. Masalahnya pas dia ngomong itu, HP gue langsung bunyi ya udah gue angkat, jadinya perkataan Alvin kepotong," jawab Meylani dengan kedua sahabat yang masih setia menatapnya.
Dania menggebrak meja kesal. "Ah! Siapa sih yang telepon lo? Ganggu banget tau nggak," ucap Dania kesal."Elo!" teriak Meylani dan Wulan bersama.
Dania kaget, kemudian ia diam karena bingung. "Gue?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.
"Bukan. Arwah lo, Dan. Ya jelas-jelas elo lah," jawab Meylani ketus.
Dania hanya cengengesan.***
Satu jam berlalu, saatnya pertandingan dimulai kembali. Kali ini yang bertanding adalah kelas sebelas MIA 4 dan duabelas MIA 1.
Tanpa disadari, dalam pertandingan ini ada sosok yang akan melaksanakan ide liciknya kepada orang yang sangat ia benci.
"Oke, sekarang pertandingan dimulai!" seru Pak Ruli selaku guru olahraga mereka.
"Priiitttt ... priiitttt ...." Suara tiupan peluit menandakan pertandingan dimulai.
"Semangat!!" ucap Rama kepada seorang cowok dengan senyum miringnya.
Pertandingan sangat menegangkan dan skor masing-masing masih 0-0. Pertandingan berjalan dengan lancar dan tegang, semua penonton diam dan tiba-tiba–
Blurp
Devan mencetak dua poin, semua yang ada di lapangan basket seketika berdiri, bertepuk tangan serta meneriakkan nama Devan. Devan memang sudah tidak diragukan lagi skill basketnya, baginya melempar bola ke dalam ring semudah membalikkan telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANVAS LANGIT
Romance(Proses Revisi) ⚠️️FOLLOW,VOTE & KOMEN. Tentang dia yang kita suka