28' BUKAN RAMA

72 6 2
                                    

●○

Hari sudah mulai malam. Semua sedang sibuk menikmati makanan yang mereka buat di acara barbeque ini.

"Dania..balikin hp gue." Teriak Wulan saat hpnya di ambil oleh Dania.

"Pinjam bentar, game cacing di hp gue udah gue hapus." Ucap Dania lalu membuka app game cacing yang ada di hp nya Wulan.

Mereka bertiga kini berada cukup jauh dari Visha dan Devan cs. Mereka memilih makan teras villa.

"Mey, mana es krimnya." Tanya Wulan yang masih mengunyah jagung bakar miliknya.

"Eh,iya lupa. Bentar gue ambil dulu." Meylan beranjak dari duduknya dan masuk ke villa. Tak lama kemudian ia keluar membawa 3 es krim rasa Vanila dan 2 cokelat.

"Dan, mau ya-"

"Vanilla." Ucap Dania cepat.

"Ok. Nih, buru makan entar es krimnya cair. Berhenti mainnya."

"Iya."

Dania meletakkan ponsel Wulan di atas meja yang ada di sampingnya. Lalu melahap es krimnya.

"Eh. Gue mau cerita." Ucap Meylani tiba-tiba.

"Cerita aja." Balas Dania.

"Jadi tadi gue jalan bareng sama Alv-"

"Udah tau." Potong Wulan, Meylani langsung memukul lengan Wulan pelan. "Gue belum selesai ngomong, Lan."

"Oh. Yaudah,lanjutin." Ucap Wulan tanpa merasa bersalah.

"Jadi, tadi gue jalan sama Alvin kan. Terus, gue jalan di belakangnya dia. Nah, tiba-tiba aja dia berhenti gue juga ikutan berhenti dong yah. Pas gue berhenti, Alvin natap gue. Dia natap gue.. matanya.. ah! Tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata."

"Tatapan cogan, sama tatapan pakboi beda kan yah." Ujar Dania dengan santainya. Membuat Wulan dan Meylani melihatnya heran.

Dania menngernyit. "Why? Kenyataan kan? Udah lanjut ceritanya." Ucap Dania lagi yang sadar Meylani dan Wulan melihatnya.

"Gaje bet hidup lo, Dan. Ok, pas dia natap gue, dia langsung ngomong gini kenapa jalannya di belakang? Gue langsung bingung dong. Emangnya kenapa? Nggak boleh? Karena gue penasaran yah, gue tanya dong gue bilang kenapa? Terus dia jawab, gue nggak suka. Demi apapun, di situ gue rasanya ingin terbang ke langit ke tujuh ta-"

"Lebay." Ucap Wulan.

"Alay juga." Sambung Dania.

Meylani mendengus kesal dan mengalihkan wajahnya ke tempat lain. "Bodo ah! Udah, malas gue cerita. Nyebelin lo berdua."

Dania dan Wulan tertawa. Tawa mereka sangat kencang sehingga membuat anak-anak yang lain melihat mereka aneh.

"Kurang kenceng! Cewek kok, ketawanya gitu." Meylani tambah kesal.

"Hehe, sorry, Mey. Udah lanjutin ceritanya. Janji deh, kita serius." Ucap Dania yang sudah selesai memakan es krimnya, begitupun dengan Wulan.

Meylani melanjutkan ceritanya. Hingga membuat kedua sahabatnya terkejut dengan perbuatan Meylani tadi.

• • •

Di sisi lain, Devan dan yang lain masih sibuk dengan acara bakar-bakarnya. Terlihat mereka sangat menikmati malam ini. Malam terakhir mereka di Raja Ampat. Dan besok mereka sudah kembali ke Jakarta.

"Udah ni?" Tanya Ikhsan yang masih sibuk mengipas sosis bakarnya.

Devan mengangguk. "Udah." Jawab Devan.

KANVAS LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang