4) Rama si caper

138 10 0
                                    


"San! Bangun sudah pagi, ibu sudah siapin sarapan di bawah." teriak perempuan dengan rambut pendek sebahu, putih, cantik, dan cerewet di dalam kamarnya sembari menarik selimut yang di gunakan Ikshan.

"His,berisik lo kak! Masih jam 6 juga, keluar sana gue mau tidur." jawab Ikhsan dengan nada malasnya dan kembali menarik selimutnya.

Ya, perempuan itu adalah kakaknya Ikhsan. Kakak satu-satunya Ikhsan walaupun mereka seperti tom and jery tapi mereka saling menyayangi. Ia dan kakaknya beda 3 tahun kakaknya duduk di bangku kelas 3 SMA sedangkan Ikhsan di kelas 1 SMA.

"Gue tinggal nih ya? Ayah bilang lo pergi sama gue di antar pak Surya. Bangun nggak? Kalau nggak ba--" ucapan Riska terputus karena Ikhsan langsung bangun dan lari ke kamar mandi, ia tau kakaknya akan menyiraminya dengan air kalau ia tidak bangun tadi.

***

Sesampainya di sekolah mereka berpisah. Mereka memang satu sekolah tetapi beda kelas.

"Selamat pagi cantik." sapa cowok yang tiba-tiba datang ke Riska yang sedang duduk sendirian di taman sekolah. Riska yang mendengarnya langsung menoleh, ternyata orang yang di cintainya datang di saat ia membutuhkannya.

"Pagi juga. Kamu kenapa keluar kelas? Nggak belajar? Jamkos? Atau kamu bolos?" tanya Riska. Sebab, Cowoknya tidak masuk kelas. Kalau di kelas Riska memang gurunya tidak masuk jadi mereka jamkos. Dan Riska menghempas kebosanannya pergi ke taman.

Cowok itu menghela nafas, "gurunya nggak masuk. Kamu juga ngapain sedirian di sini?" jawab cowok itu dengan melihat ke arah Riska yang menatap lurus ke depan.

"Lagi bosen." jawab Riska yang di anggukan oleh cowok itu.

"Sebentar jalan, mau?" tanya cowok itu.

Mata Riska langsung menatap orang itu di selingi senyum manisnya. "Boleh, akhirnya jalan-jalan juga sama orang tersayang."

Riska tersenyum dan di balas senyuman oleh cowok itu.

Cowok itu bernama Rama. Pacar Riska mereka pacaran sudah satu tahun lebih, Rama adalah adek kelas Riska, tetapi Rama memiliki sifat yang dewasa itulah yang membuat Riska jatuh cinta kepadanya.

Ikhsan mendribel bola basket, lalu melempar bola it uke ring yang lumayan tinggi. Hal itu ia lau]kukan berkali-kali hingga membuat tubuhnya berkeringat. Merasa cukup lama melakukan itu, Ikhsan melempar bola yang ia pegang kemana saja.

"Mau kemana lo?" tanya Ikhsan, saat sang kakak Riska berdiri tepat di hadapannya.

"Mau jalan sebentar sama Rama, nggak lama kok. Lo pulang duluan saja." Jawab Riska

"Jangan malam-malam pulangnya. Hati-hati sama tuh cowok, firasat gue nggak enak."

Riska menatap Ikhsan tajam, "apaan sih lo." balas Riska dengan muka malasnya.

Perkataan Ikhsan barusan membuat tatapan Rama kepada Ikhsan berubah menjadi tatapan sangar, tatapan Ikhsan pun tidak kalah sangar dengan tatapan Rama.

***

"Kamu mau makan apa? Aku pesenin." tanya Rama.

"Hem, minum aja deh." jawab Riska.

"Nggak makan?" tanya Rama lagi sebelum pergi yang hanya di balas Riska dengan gelengan kepala.

"Ini minumannya." ucap Rama saat sudah duduk di depan Riska. Namun, ada hal yang janggal minuman apa yang di beli Rama? Kok aneh?

KANVAS LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang