●○○○
Ikhsan duduk di pinggir kasurnya. Ia terdiam. Pikirannya kosong. Ikhsan merasa hidupnya akan berhenti jika orang itu betulan muncul di hadapannya dan mencoba masuk ke dalam hidupnya lagi.
Ikhsan sudah berhasil melupakan orang itu, bahkan sudah tidak mengingatnya lagi. Tapi entah kenapa saat ibunya menyebut nama itu, membuat Ikhsan langsung mengingat kejadian beberapa bulan lalu, orang itu sudah berani melukai dan menyakiti orang yang dia sayang.
"San.." panggil Hana dari luar kamarnya. Namun, tidak ada jawaban.
Hana masuk ke kamar Ikhsan dan duduk di sampingnya, "Ikhsan, Jessica sudah datang dia ada di depan. Temui dia sana, kasian dia nungguin kamu." Ucap Hana lembut seraya mengusap pelan bahu Ikhsan dan matanya melihat kaki Ikhsan yang melepuh akibat kopi panas tadi.
Ikhsan masih terdiam dan mengepalkan kedua tangannya. Ia benci mendengar nama itu. Sangat benci.
Hana menghela nafasnya, " yah sudah, ibu suruh dia ke sini aja yah? Biar temui kamu dan juga bantu obatin kaki kamu kalau nggak mau ibu yang obatin." Hana pun keluar tanpa menunggu jawaban dari Ikhsan.
Tak lama sapaan seseorang terdengar jelas di telinga Ikhsan.
"Hai, Radhian." Sapa seorang cewek, Jessica. Entah apa yang membuatnya kembali ke Indonesia setelah insiden di keluarkannya dari SMA perjuangan dan memutuskna untuk pindah ke Jerman bersama keluarganya.
Ikhsan tidak membalas sapaan dari Jessica. Jessica kemudian duduk di samping Ikhsan, namun Ikhsan tidak pindah ia masih tetap tenag dan biasa saja untuk mengontrol emosinya. Sejujurnya ia malas bertemu dengan gadis bernama Jessica ini.
"Radhi, kamu masih ingat aku kan? Aku tau kamu pas--"
"Untuk apa lo kesini?" Tanya Ikhsan dingin.
"Aku ke sini untuk ketemu sama kamu, Radhian. Aku rindu sama kamu, ap--"
"Kalau nggak penting, mending lo pergi dari sini." Sela Ikhsan tajam.
Jessica benar-benar muak dengan sikap cuek dan dingin Ikhsan kepadanya. Ia selalu saja memotong ucapannya, tapi Jessica harus tetap sabar untuk membuat Ikhsan menyukainya lagi.
"Aku cuma mau nanya, apa kamu udah jadian sama wanita murahan itu,Dania? Tapi aku rasa kalian belum pacaran. Aku tau itu,Radhi." Ucap Jessica membuat Ikhsan geram. "Apa kamu tidak membalas perasaannya karena masih menyukaiku? Oh my god Ikhsan kenapa nggak bilang sama aku." Lanjutnya mendramatis keadaan.
Ikhsan menghela nafas panjang. Memang susah dengan gadis seperti dia, kadang lebih baik diam daripada menjelaskan apa yang kita rasakan, karena menyakitkan ketika mereka bisa mendengar tapi tak bisa mengerti.
Ikhsan kemudian menatap Jessica dengan tatapan tajamnya, di mata Ikhsan hanya da kebencian.
"Keluar." Usir Ikhsan.
Jessica melotot tak percaya. Ikhsan mengusirnya? Apa kejadian sebulan yang lalu belum membuatnya sadar? "See? Lo ajak gue bermain lagi tuan Arkatama. Dan lo lihat apa yang gue lakuin selanjutnya agar lo sadar." Batin Jessica.
"Kamu usir aku?" Tanya Jessica.
Ikhsan berdiri dari duduknya, "iya. Keluar sekarang." Jessica juga ikut berdiri, "nggak." Tolak Jessica.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANVAS LANGIT
Romance(Proses Revisi) ⚠️️FOLLOW,VOTE & KOMEN. Tentang dia yang kita suka