"Zafira, dara yuk udah malem nih, kita pulang ya," ucap bu mita.
"Iya buu," ucap dara dan zahira.
Di perjalanan ibu mita memutuskan untuk bercerita dengan zfira.
"Zafira, kamu gimana dianter ya ke rumaj kamu langsung. "
"Dara dan zafira saling bertatapan."
"Hmm gausah bu tar dara yang anter zafira pulang, lagian kan baju nya zafira sebagian masih ada di rumah," ucap dara.
"Gapapa dara ini udah malem banget, bajunya besok aja kamu anter," ucap bu mita kepada dara.
"Yaudah deh dara gapapa kok, kalo emang ibu kamu mau anter aku sekarang. "
"Oke deh." ia menjawab dengan kecemasan.
Waktu berlalu, sampailah di rumah zafira.
Tookktokk
"Iyaa, sebentar," jawab seorang wanita ibu nya zahira.
Zahira sedikit cemas dan takut mendengar suara itu, iya itu adalah suara ibunya.
"Hmm ada apa ya!"
"ini bu saya mau anter zafira. "
"Oh iya bu, maasih bayak ya bu."
"iya sama sama."
Keluarga itu pun pergi meninggalkanya, ia yakin akan muncul masaoah baru.
"Heh kamu ya ga tau diri, di kasih izin malah seenaknya pulang malam."
"Maa..a..maaff bu, ta.. ta..tadi bu mita ajak zafira jalan jalan ke pantai, zafira tak enak untuk menolaknya." jawab jujur gadis itu dengan takut.
"Halah banyak alasan kamu."
"Beneran bu zafira ga bohong bu."
"Beranii ya kamu ngejawab ibu."
Plaakkk
Ibu nya menampar nya untuk pertama kali.
"Apa maksud ibu! "
"Kamu melawan sama ibu."
"Ibu jahat."
Zafira menangis dengan sesengkukan, tak tau dia harus apa, seperti itukah seorang ibu, itu yang dinamakan ibu, gadis itu tidak mengerti lagi dengan tingkah laku ibunya itu.
"Kenapa si, semua itu harus salah ku."
"Ya tuhan kenapa harus zahira. "
Tangisan si mankin lirih, tak kuat menahan rasa tangis nya itu, dadanya terasa sesak.
"ibu aku ini anak mu, tega ibu melakukan itu kepada zafira"
Lirihnya semakin hilang, gadis itu nangis tak bersuara, menahan sesak dan suara, sungguh itu sakit.
"Aku akan selalu ingat semua kejadian ini."
"ibu akan menyesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Não FicçãoAku bisa tertawa berpura pura, namun kehancuran yang aku alami tak akan pernah bisa berakhir. Seorang gadis bernama Zahira merasakan penderitaan itu.