Tak terasa senja mulai datang, gadis itu pulang dengan perasaan yang hampa dan hati yang hancur.Ternyata ibu sudah pulang dan menunggunya di depan pintu.
Saat itu juga ibu memarahinya, gadis itu tak ingin berkata apa apa.
"Sekolah apa sampai malam begini, dasar anak ga tau diri."
Gadis itu tidak menghiraukan keberadaan ibunya itu, ia masuk dan mengganti seragamnya.
Ia menulis sebuah diary di sebuah buku diarynya.
Isinya
Ibu dan ayah ku kalian berdua pahlawanku, namun telah menjadi musuhku, aku tak tau apa salah ku sehingga ayah dan ibu membenciku, sebenci itukah kalian!!! Aku akan berjanji pada diri ku, sebenci apa pun kalian kepada diri ku, cita cita ku hanya membuat kalian bangga, kalian pasti menyesal nantinya, maafkan aku jika semua salah ku, sekarang aku bisa menjadi anak yang kuat itu karena ayah dan ibu, aku tak akan pernah melawan takdirku, karena aku tau tuhan itu adil, ini semua sudah jalan hidupku, mungkin sekarang semua kebahagiaan belum datang menghampiri, tapi lihat saja nanti, aku selalu akan menunggunya, sama seperti aku menunggu agar ibu menyayangi ku kembali.
Zahira pun terus melihat lukisan bertuliskan broken home itu, tak henti nya setiap malam rutinitasnya hanya menangis dan melihat sebuah lukisan yang telah ia lukis.
Iya menenangkan dirinya dengan cara melukis.
Gadis itu melukis sebuah bunga yang layu tak berdaya, bunga itu adalah dirinya, ia akan menunggu sampai bunga itu mekar kembali.
"bunga ini sama sepertiku"
"layu bahkan tak indah untuk dilihat"
"namun bunga ini akan indah jika mekar kembali"
"tapi apa bisa!!! "
"mungkin saja tidak"
"tapi aku akan menunggu keajaiban itu"
"sama seperti ku, aku hanya menunggu kapan waktunya kesediahan ini berakhir"
"tak ada yang tak mungkin, aku yakin tuhan itu adil"
"ayahh zahira sayang ayah"
"zahira juga sayang ibu"
"semoga hati ayah dan ibu sadar untu kembali keoada zahira"
"maafkan zahira jika semua adalah salah zahira"
Gadis itu pun menghakiri rutinitas malamnya lalu memutuskan untuk tidur.
Gadis itu mengambil sebuah bingkai foto disana ada foto ayah, ibu dan dirinya, gadis itu mengucapkan sesuatu.
"ayah, ibu zahira tidur dulu ya"
"jaga kesehatan, jangan pikirkan tentang zahira"
"Zahira akan baik baik saja"
"yakinlah"
"malam yah, malam bu"
"zahira tidur dulu ya"
"zahira sayang kalian"
Gadis itu mengucapkannya dengan senyuman manis bersama dengan air mata yang selalu menetes di malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Non-FictionAku bisa tertawa berpura pura, namun kehancuran yang aku alami tak akan pernah bisa berakhir. Seorang gadis bernama Zahira merasakan penderitaan itu.