" Za tidur yuk," ucap dara.
"iya dar yuk," jawab zahira.
Mereka pun tertidur sampai terbangun.
"Za kamu siap siap ya," ucap dara ingin mengajak zahira jalan jalan.
"Siap siap, emang mau kemana!" jawab zahira
"udah siap siap aja. "
"Hmm, oke deh."
Zahira bersiap siap.
"Dar aku udah siap nih. "
"Emang mau apa si dar."
"Mau jalan jalan, sama ayah dan ibu ku, kamu ikut ya."
"Masa aku ikut."
"Gak apa apkok."
"Zahira harus ikut, biar tambah rame," ucap pak manto.
"Emang gak apa apa pak kalo zafira ikutan juga."
"Iya tak apa apa, bapak malah senang kok."
"Aku juga senang kok, " Ucap dara.
"Bu mita juga sih nang kok."
"Makasih banyak ya pak anto, bu mita dan dara."
"Iya, " jawab mereka serentak.
"Kita mau ke pantai za," ucap dara.
"Kamu pasti suka pantai kan."
"Iya dara, aku suka," ucap nya dengan senang"
Di perjalanan, gadis itu tak tau harus senang atau bersedih yang jelas dia sangat bahagia berada di keluarga yang harmonis itu.
Gadis itu selalu memancarkan wajah yang gembira, selalu tersenyum, inilah yang dara inginkan dari zafira, dara ingin melihat zafira senang.
Sebaik itukah sahabat zafira denganya, dia tak tau harus bagaimana untuk berterimakasih dengan sahabatnya itu.
Selama di perjalanan, canda, tawa, bersama keluarga dara, mbuat ia sangat sangat merasakan kehangatan dengan keluarga, padahal sama sekali bu mita bukan lah ibunya bahkan pak manto bukanlah ayahnya, namun ia merasa sosok orang tua ia adalah mereka.
"Akhirnya sampai juga," ucap pak manto.
"Iya ibu tak sabar untuk menikmati pemandangan ya g indah ini," ucap bu mita.
"Daraa, Zahiraa ayuk bangun, kita udah sampai," ucap bu mita membangunkan mereka.
"Hhhhh... "
"Sudah sampai," ucap dara.
"Akhirnya," ucap zafira.
Zahira, dara, pak manto, bu mita, bersenang senang dengan bermain volly pantai, berlai lari, mereka sangat bahagia, layaknya sebuah keluarga yang sangat sempurna, walaupun zafira bukan lah siapa siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
No FicciónAku bisa tertawa berpura pura, namun kehancuran yang aku alami tak akan pernah bisa berakhir. Seorang gadis bernama Zahira merasakan penderitaan itu.