Chapter D u a b e l a s.

59 4 0
                                    





                               *  *  *
          
"Ajarkankan aku melebur dalam gelap, tuntunlah aku untuk menemukan cahaya (kebahagiaan yang jujur)"

"Apa yang harus zahira katakan kepada ayah dan ibu, sungguh batin zahira tersiksa karena tidak mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu, dan ayah ingin pergi, setelah membuat zahira sakit, dan ibu kenapa ibu menyembunyikan masalah ini dari zahira, sungguh mudah ayah dan ibu mengatakan itu semua," ucapnya

"Bukan begitu zahira, sejak kakak dan abg kamu lahir ibu dan ayah tidak memiliki kecocokan lagi, maka dari itu ayah dan ibu sering bertengkar, ayah dan ibu tidak ingin pisah itu demi kakak abg dan kamu zahira, ayah tak ingin membuat kalian sedih9 Namun semakin waktu berjalan permasalahan semakin besar dan ayah memutuskan untuk pergi zahira," Ucap ayah kepada zahira dengan penuh tatapan kosong.

"Kenyataanya zahira selalu sedih ayah mengapa tidak ada yang perduli sama zahira, kenapa ga dari awal aja ayah pergi, kalau begini ayah sudah buat zahira dan ibu sakit hati ayah," ucap zahira dengan tatapan yg begitu polosnya.

"Zahira maafkan ayah ya, ayah janji bakalan nemuin zahira, dan buat zahira senang, ayah benar benar salah, dan ibu ayah minta maaf ya, ayah pamit ya," ucap sang ayah sambil memeluk zahira dan ibu.
Assalamualaikum

"tidak usah berjanji yah, zahira hanya mau apa yang ayah ucapkan benar benar terjadi, janji bisa saja tidak ditepati"

"iya zahira ayah pasti akan lakukan semua yang ayah ucapkan, sekali lagi ayah minta maaf"

"pergilah yah, jika kembali zahira menerima mu, kebencian pasti ada namun semua ini adalah takdir, aku akan mengingat krbaikan ayah, setidaknya ayah sudah membuat ku sedikit bahagia, walaupun hanya sedikit, dan zahira masih berharap ayah akan bahagiakan zahira dengan cara tepati semua ucapan yang udah ayah ucapkan kepada zahira," ucapnya.

"hikss... Pergilah"

"ayah pamit ya"

"hikss"

"sudahlah nak kamu masih ada ibu, ibu janji akan beruban"

"zafira tidak butuh janji, namun lakukan saja apa yg sudah ibu katakan itu, semoga saja benar"

"ibu pasti selalu ada buat mu"

"semoga saja ibu tidak akan mengulangi kehancuran ini lagi"

"iya nak"

Pada saat ayah mengucapkan kata pamit, ayah langsung bergegas pergi dan meninggalkan zahira dan ibunya.

                                *  *  *

Maaf chapter kali ini pendek ya.

BROKEN HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang