Melihat kihat semua gedung yang bagus dan begitu besar aku tatap setiap bangunanya, aku lihat semua tuang ruang kelas itu, aku putari sekolah itu.
Hari ini pertama aku masuk sekolah di "SMA AGUNG" lagi dan lagi dara duduk bersma ku dan sekelas denganku, aku mencoba untuk besrosialisasi dengan teman temanku walaupun aku sedikit ragu untuk menyapa teman teman baruku, karena aku seorang anak yang tak perduli dengan sosialisasi, aku pemalu, pendiem, dan suraku sangat kecil untuk berbicara dengan orang orang, aku tak memiliki teman dekat selain dara, ialah satu satunya teman dekat ku.
"hay," sapa seorang gadis.
"iya"
"kenalin aku naura"
"aku zahira"
"senang bisa sekelas dengan mu:
"iya naura"
"hay zahira, naura," sapa seorang pria.
"hay," jawab naura dan zahira.
"kenalin aku fadli"
"nama yang bagus," ucap zahira.
"iya dong sama seperti juga"
"hehe"
"kamu di kelas ini," ucap pria itu.
"iya"
"wah kita sekelas, nah klo ada voting ketua kelas pilih aku ya, fadli"
"okee"
"ciee ciee," ucap gadis yang berada di sampingnya itu, siapa lagi kalo bukan dara"
"eh dara"
"cie di sapa cogan, aku aja belum kenalan sm tuh anak"
"yaelah yang nyapa diluan kan dia si dar"
"iya si"
"dar aku duduk sama kamu ya"
"yaiya kita kan emang selalu duduk bareng si"
"ya kirain kamu mau duduk sama yang lain"
"ya gak lah"
"yaudah"
"iya"
Setiba pulang sekolah seperti bisa kali ini aku pulang berjalan kaki dengan dara, sambil melihat suasana sekitar yang aku lewati, kali ini aku berbeda dengan diriku sebelumnya, dulu kalau pulang sekolah aku selalu bercerita sepanjang jalan dengan dara, tapi saat ini aku hanya diam dan menikmati suasana dengan keheningan ku.
Sikapku mulai berubah tak secare dulu, mungkin dara beranggapan itu terhadapku.
Sejak aku SMA aku benar benar ingin selalu sendiri, menjauh dari perkumpulan orang orang, aku sudah enggan untuk bersosialisasi, keluargaku semakin menjauh dariku, ntah aku atau mereka yang menjauh, satu persatu kakak dan abg ku pergi meninggalkan ku, mereka sudah nemiliki keluarga masing masing, yang tersisa hanyalah aku,ibu, dan ayahku,ya begitulah ayah dan ibu sibuk bekerja untuk mencari uang, sehingga aku tak mendapatkan cinta dan kasih sayang mereka,yang aku dapat hanyalah ketidak perdulian.
"woyy"
"apasi dar"
"jangan melamun terus napa si za"
"di samping kamu kan ada aku, ngomong kek"
"hmm maaf dar"
"yaudah tuh rumah kamu udah deket"
"iya dar"
"aku diluan ya"
"iya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
Non-FictionAku bisa tertawa berpura pura, namun kehancuran yang aku alami tak akan pernah bisa berakhir. Seorang gadis bernama Zahira merasakan penderitaan itu.