Part 15

342 29 16
                                    

Maaf ya updatenya lama soalnya bentrok bgt sama sekolah sama kerja juga huhu...
Yaallah sok sibuk bgt gue.
Tapi sebisa mungkin gua sempetin ko buat nulis nih cerita. Jadi jangan pada kabur ye
Hehe lopyu <3

.

.

Setelah obrolan Elleanor dengan Harry beberapa hari lalu, kini Elle mau tidak mau harus tinggal di apartemen Harry hingga satu bulan ke depan.

Harry benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang ayah pada umumnya. Ia mendaftarkan Ashton di sebuah taman kanak-kanak dekat perusahaannya agar ia gampang untuk menjemput anak itu. Pasalnya Ashton adalah tipikal anak yang tidak bisa diam, jadi Harry was-was jika ia telat menjemput anak itu.

Sementara Elle, Ia hanya bertindak biasa saja. Meski terkadang ia masih sering menghindar dari Harry.

Elle tak paham dengan dirinya sendiri, entah mengapa ia mau membuat kesepakatan dengan Harry. Padahal ia sendiri belum tahu dengan alasan apa Harry mencarinya. Mungkin lain kali Elle harus mencari tahu apa alasan Harry dan juga ia harus berhenti meledak-ledak jika sedang berbicara dengan Harry.

"Mmhh...." Elle membuka matanya begitu sinar mata hari menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar Harry. Ya, kamar Harry.

Harry menyuruh Elleanor untuk tidur dengannya di kamar utama apartemen itu. Tentu saja Elle menolak, namun Harry berhasil mengancamnya jika ia tak mau Harry tak akan mengizinkan Elle untuk pergi keluar rumah.

'Pagi Mommy!. Mom Ash berangkat ke sekolah dengan Dazzy, mom habiskan yah sarapannya karena itu buatan Ash dan Daz. We love you Mommy.'

Elle tersenyum melihat makanan dan juga secarik kertas di atas nakas. Elle yakin itu pasti ulah Harry yang mengajarkan Ash menulis. Tak mungkin anak itu menulis sendiri, ia saja masih sulit membedakan huruf B dengan D.

Disisi lain ada Ashton dengan Harry yang kini memasuki perusahaan Harry. Anak itu tak mau sekolah, jadi terpaksa Harry harus membawanya.

"Daz mengapa semua orang melihat ke arah kita?... Ash takut." Ujar Ashton. Pasalnya kini bocah itu memakai topi, masker dan juga kaca mata hitam yang Harry berikan.

"Tak perlu takut. Suatu saat nanti tempat ini akan jadi milikmu." Ujar Harry.

"Benarkah?."

"Ya, ini belum seberapa. Kantor ini terlalu kecil untuk namamu Ashton William Styles... jika keadaan sudah membaik kita akan kembali ke tempat dimana seharusnya kau berada." Ashton hanya melihat wajah Harry dengan raut bertanya-tanya.

"Haah... mengapa juga aku menjelaskan hal ini pada anak-anak?." Gumam Harry. "Sudahlah, kau harus tetap berada di dekat Louis hingga aku selesai. Mengerti?." Ashton mengangguk.

"What the ff... si idiot itu benar-benar membawa Ashton di saat seperti ini?." Pikir Louis.

"Tutup mulut mu Tommo. Aku yang akan menghadiri rapat kali ini. Tugasmu hanyalah menjaganya. Jangan sampai ada yang melihat wajahnya." Ujar Harry lalu memberikan Ashton pada Louis.

"Aku pergi dulu." Ashton mengangguk sebelum Harry pergi dari hadapannya.

"Tommo!." 

"Apa kau bilang?."

"Tommo!." Teriak Ashton lalu berlari menjauh dari Louis.

"Astaga... anak itu memiliki darah Styles... Itu artinya ia sama menyebalkannya dengan ayahnya." Pikir Louis.

YOU ARE MINE! [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang