Part 22

143 6 0
                                    

"Jeremy!... mengapa kau bersemangat sekali?!... lihatlah semuanya jadi berantakan!." Omel wanita paruh baya yang kini tengah merapihkan meja makan.

"Eish Imelda... kau tak tahu siapa yang akan datang?... malang sekali dirimu... Hey!.. Hey!.. Hey!.. Kau!... mau kau apakan kursi itu huh?!." Ujar Jeremy sambil bertolak pinggang.

"Eum... Kau bilang bersihkan kamarnya sir... Aku hanya ingin menaruhnya di gudang dan menggantinya dengan kursi yang baru." Ujar sang pelayan.

"No.. no.. taruh kembali. Kursi itulah dimana sang empunya menghabiskan waktu untuk menunggu Mr. Styles pulang... 4 tahun yang lalu." Lanjut Jeremy diikuti helaan nafasnya.

"Oh astaga Jeremy!... KAU BERCANDA?!." Jerit Imelda. Ia menggebrak meja makan dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Aku tidak bercanda Imelda... dialah yang aku maksud saat aku bilang kita akan kedatangan seseorang yang amat spesial." Balas Jeremy sambil tersenyum.

"Dimana Avalana?... oh astaga... Adam!... dimana Adam saat ini?!... Aku ingin anak-anakku menemuinya..."

"Hey relax nenek... Avalana sedang berada di kebun mengurus bunga bunga itu dan Adam sedang bertugas bersama Mr. Styles dan yang lainnya... mereka akan tiba beberapa saat nanti." Ujar Jeremy. "Cepat kita harus mempersiapkan segala hal."

Para pelayan itu pun bergerak melakukan tugas mereka masing-masing. Sementara Jeremy dan Imelda, dua orang paruh baya itu menunggu setia di halaman depan rumah dengan wajah berseri-seri.

Beberapa saat kemudian sebuah helikopter mendarat sempurna di halaman belakang rumah besar itu yang mengundang perhatian para pelayan untuk berkumpul dan melihat siapa yang datang.

"Imelda kurasa kita harus lari ke taman belakang." Imelda mengangguk sambil bertolak pinggang.

"Yeah... kupikir juga begitu Jeremy... ayo cepat!." Balas Imelda.

Kedua orang tua itu pun berlari semampu mereka menuju halaman belakang mengingat rumah itu cukup besar.

"Huh... mengapa mereka tak bilang jika mendarat di halaman belakang... huh... huh... ini sangat melelahkan untuk pria tua sepertiku..." Gerutu Jeremy.

"Ibuuuu!... tamanku!.. Aku sudah merawatnya hingga cantik dan sekarang rusak!." Jerit seorang gadis berusia 8 tahun.

"Hey berperilaku lah dengan baik Ava!... kita rapihkan taman itu nanti." Ujar Jeremy.

"Memangnya siapa yang datang paman?... merusak bunga bunga ku saja." Gerutu Avalana. "Oh shit...."

"Watch your mouth little girl."

"Apakah itu Bibi Elle?!." Jerit Ava.

"Yaa... Itulah dia... nyonya Elle." Balas Jeremy sambil tersenyum ke arah Elleanor, Louis dan yang lainnya.

Kedua orang tua dengan nafas yang berderu itupun hanya menunggu mereka hingga sampai di areal pekarangan rumah. Karena untuk berjalan ke arah taman membutuhkan tenaga yang besar bagi orang tua seperti mereka.

"Nyonya Elle...

"Hallo bibi Imelda... Jeremy."

"Nyonya Elleanor... Aku.. sangat senang melihatmu kembali... Kau..."

"Kemarilah Bibi Imelda... Aku sangat merindukanmu." Ujar Elleanor dan langsung memeluk wanita itu.

Air mata mereka pun jatuh saat berpelukan. Rasanya seperti menemukan kembali sesuatu yang telah hilang sebelumnya.

"Bagaimana keadaanmu selama ini nyonya Elle?... aku selalu berharap mendapatkan kabar darimu... kau.. ohh astaga aku merindukanmu nyonya Elle.." ujar Imelda. Elle pun kembali memeluk nya dan meyakinkan kalau ia selama ini baik baik saja meskipun kenyataannya tidak.

YOU ARE MINE! [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang