Part 12

326 29 7
                                    


"Temui ia... ia anak yang periang, berhentilah membuatnya murung... selama ini ia tumbuh tanpa sesosok ayah... ia darah dagingmu sendiri Harold... jangan menyesal dikemudian hari...

"Arrgh!." Harry memukul kepalanya sendiri. Rasanya saat ini kata-kata Louis menguasai pikirannya.

Ia terus melihat ke arah kaca mobil dengan segala pemikiran anehnya.

"Berhenti di toko itu."

"Baik Mr. Styles."

Setelah Adam memarkirkan mobilnya Harry pun langsung turun tanpa menunggu Adam membukakan pintu untuknya. Beberapa menit kemudian ia kembali masuk bersama satu box mainan.

Harry kembali diam selama perjalanan pulang menuju apartemennya.

"Bagaimana jika ia tak mau mengakuiku sebagai ayahnya atas apa yang telah  kulakukan?... bagaimana jika ia takut padaku?... bagaimana jika ia sudah memanggil orang lain dengan sebutan Daddy?... Elle pasti tak ingin anak itu mengetahui kalau aku adalah ayahnya... bagaimana jika...

"Mr. Styles... Mr. Styles!."

"Ya!." Balas Harry. Adam yang sedari tadi sudah membukakan pintu untuknya pun ikut terkejut.

"Jantungku..."

"Selamat malam Mr. Styles."

"Senang bertemu dengan anda Mr. Styles."

"Malam Mr. Styles."

Tak ada satu pun dari sapaan itu yang mendapatkan respon dari Harry. Ia hanya terus berjalan hingga sampai di salah satu lantai khusus untuknya.

"Malam tuan Harry."

"Apa Elleanor sudah bangun?."

"Untuk sekarang beliau masih belum sadarkan diri tuan, mungkin besok pagi."

"Hm." Balas Harry. Ia kembali berjalan menuju salah satu kamar.

"Ku rasa aku tak perlu menemuinya hari ini. Lagipula apa anak itu mengenaliku sebagai ayahnya?....

"Huh... mana mungkin Elleanor membiarkan anak itu tahu kalau aku adalah ayahnya... bodoh sekali aku ini."

Bruk!

"Aw!... Shh, lutut Ash sakit."

"Huuu... berdarah.... Merry benar, dirumah ini banyak perangkap untuk anak-anak... hmm... tangan Ash juga sakit." Ujar Ashton pada dirinya sendiri.

Untuk beberapa saat Harry terdiam melihat tubuh mungil itu tengah membelakanginya.

Rasa ingin menghampiri tubuh mungil itu begitu besar, namun kakinya terlalu berat untuk digerakkan.

"Ash...

"Tuan Ashton... kau tak apa-apa?." Merry segera menggendongnya dan bocah itu pun menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Merry.

"M-maafkan saya Tuan. Tadi tuan Ashton memaksa untuk keluar, mungkin ia bosan...

"Bawa ia kembali ke kamarnya." Sela Harry lalu pergi begitu saja.

Ashton terus mengintip ke arah Harry meskipun pria itu sama sekali tak menoleh sedikitpun.

"Mari tuan kita kembali ke kamar."

"Sebentar Merry, Ash ingin lihat." Ujar Ashton yang masih melihat ke arah Harry hingga Harry hilang dari pandangannya.

.

YOU ARE MINE! [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang