Prolog

42.3K 1.7K 59
                                    

Di follow dulu akun wp nya ya, karena ada beberapa Part yang di private, dan harus di follow dulu supaya bisa baca. Terimakasih 💕


Gudang kosong penuh dengan barang barang tua membuat dua orang manusia hampir kehabisan napas.
Keadaan sudah sore hari, baju yang sudah tidak tau bentuknya seperti apa karena telah dipenuhi oleh debu debu yang bertebaran di mana mana.

"Saga" Rintihan gadis kecil di sampingnya. Saga menoleh.

"Senja takut. " Suara Senja juga melemah lantaran sudah berapa jam ia berdua tersesat di dalam gudang itu.

"Tenang ya, Nanti pasti ada yang menemukan kita." diusianya yang masih 5 tahun, Saga sudah mampu berpikiran seperti itu.

"Senja, lapar." rengeknya.

"Senja, tutup matanya. Nanti begitu bangun pasti udah ada dirl rumah." Ucap Saga polos.

"Beneran?" Binar mata kecil Senja.

Saga Mengangguk.

Gadis kecil itu menuruti perkataan Saga dan kemudian memejamkan matanya. Begitu lama menunggu Saga juga ikut tertidur di samping Senja.

Silau cahaya membuat keduanya membuka mata. Di sana sudah Ada Papa serta Mama mereka yang menemukannya. Mereka berhasil keluar gudang itu dengan keadaan kacau balau. Begitu keluar Senja melihat Papanya, sementara Saga langsung berlari ke arah Papa Mamanya.

Sarah berlari menghampirinya dan memeluknya dengan erat, "Mama Sudah bilang, Saga gak boleh main Jauh-juah"

Saga melepaskan pelukan Mamanya.
"Saga Lapar Ma, Senja juga."

Sarah tersenyum lembut. "Mama akan masak makanan yang enak untuk Saga sama Senja ya."

"Beneran Tante?" Tanya Senja polos, ia masih dalam gendongan Nata, papanya. Sarah menganggukan sambil tersenyum.

Nata menghela Senja untuk membawanya pulang. Sore sudah menampakan warnanya membuat Senja tersenyum gembira.

"PA, PA!" teriaknya, "Lihat Pa, Senjanya bagus."

Nata tersenyum melihat putrinya itu, "Tadi Papa dengar Saga manggil kamu apa, Nak?"

"Senja, Pa."

"Tapi kan nama kamu bukan senja." Kekeh Nata.

                                         * * *

Saga terus menanti Senja yang tak kunjung datang ke rumahnya. Sedari tadi ia terus mondar-mandir di halaman rumahnya. Membuat Tommy menghampirinya.

"Saga, Ayo masuk udah malam."

"Saga masih nunggu Senja, Pa."

Tommy geleng-geleng kapala. Lalu tak lama Senja datang bersama Papanya membuat Saga melompat kesana-kemari karena kegirangan.

"Senja, Makan yang banyak ya." Ujar Sarah.

"Terimakasih, Mamanya Saga." Jawab Senja lucu.

"Saga udah pamitan belum sama Senja?" Ucapan Sarah membuat Saga menghentikan makannya.

Saga menggeleng, Tommy melihat perubahan raut wajah Saga.

"Nanti kan kamu bisa ketemu lagi sama Senja."

"Memang Saga mau kemana?" Tanya Senja, yang masih memegang sendok dan garpunya.

"Saga besok ikut Papa Mama pindah ke Jakarta."

Mendengar itu Senja langsung turun dari kursinya dan berlari keluar rumah membuat Saga mengejarnya.

"Senja, mau kemana?" Tanya Saga.

Senja menangis tersedu-sedu.

"Nanti Senja gak ada temannya kalau Saga pergi."

Saga tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
"Nanti Saga akan sering-sering main tempat Senja."

"Saga gak bohong kan?"

"Senja boleh pegang janji Saga."

Saga menyodorkan jari kelingkingnya dan senja mengaitkan Jarinya. Tanda mereka sudah berjanji.

"Nama Saga siapa?" Tanya polos Senja.

Saga kebingungan, "Nama Saga, ya Saga. Senja."

Senja mengangguk-angguk. "Sampai Ketemu lagi ya, Saga."

"Nama Senja, Senja kan?"

"Itu bukan nama Senja. Tapi kalau Saga suka manggil dengan nama Senja, Saga panggil aja. Khusus buat Saga."

                                          * * *

Sagara terbangun dari tidurnya, mimpi itu terus berputar - putar di kepalanya membuat ia mengerutu dengan kesal. Di liriknya jam beker di samping tempat tidurnya, pukul 5 pagi.

Shit! Makinya.

Dengan gontai Sagara berjalan menuju kamar mandi, dengan cepat pula menyelesaikan mandinya, menggunakan Seragam SMA statusnya saat ini. Sarah di buat kebingungan melihat anak semata wayangnya itu sudah siap.

“Sagara, kamu balapan lagi ya semalam?“ Pertanyaan Ibunya itu membuat Sagara nyengir.

“Menang kok, Ma“

“Nanti Papa kamu tau, gimana“

“Papa semalam nonton, Ma“

Sarah terkejut pantas saja semalam begitu Saga pulang Tommy juga ikutan pulang.

“Yaudah, Kamu sarapan dulu. Mama mau bangunin Papa kamu“

Sagara mengangguk sambil memakan nasi gorang buatan Mamanya. Tak lama ponselnya berbunyi menampilkan nama Anggun. Sagara mengernyit tak suka.

“Ngapain lagi ni kelabang“ gerutunya.

halo“

Apaan?

“Hari ini kamu tanding basket kan? Semangat ya.“

Sagara langsung memutuskan sambungan telpon, padahal ia sudah sangat cuek pada Anggun tapi mengapa tu cewek doyan banget buat Sagara naik darah. Dengan cepat Saraga menyelesaikan makanannya dan berangkat menuju sekolah.

                Sagara Bagaskara Putra ✨

                Sagara Bagaskara Putra ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAGARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang