Part 18

8.6K 601 42
                                    

Terkadang diam lebih baik seolah tidak tau apa apa!

                                          * * *

Dua hari lagi turnamen di gelar, Sagara masih berkutuk di ruang samsak di dalam War pikirannya berkelana pada kejadian 2 hari yang lalu saat ia dan Rangga mengantar Anggun pulang. Ia tertegun melihat wajah tak asing di depan rumah itu. Wajah yang tak bisa ia lupa, ialah foto Om Nata. Ia berusaha berpikir keras mengingat ucapan Anggun yang masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Dulu gue waktu kecil pernah tersesat di dalam gudang sama seseorang, walau gue gak ingat siapa. Tapi dia terus manggil gue dengan nama Senja."

Apa mungkin Anggun itu senja yang ia cari selama ini? Apa ia salah mengambil keputusan dengan menjadikan Anggi pacarnya padahal yang ia duga selama ini adalah Anggi itu Senja karena begitu banyak kemiripan yang terdapat pada cewek itu.

"Woi, sehat lo?" Tanya Lemos masih memantul mantulkan bola basket yang ia bawa dari sekolah.

"Lesu amat muka lo," Tegur Akbar melihat Wajah Sagara yang sepertinya tidak tidur dari semalam.

"Lo gak balik, Ga?" Tanya Lemos yanh kini duduk di samping Sagara dengan botol mineral yang ia pegang.

"Gue semalam abis balapan sampe subuh, gak mungkin balik. Di amuk nyokap ntar" Jelas Sagara masih menutup Matanya dengan lengannya.

"Ga, lo di cariin Anggi noh." Ujar Rangga begitu cowok itu masuk ke dalam ruangan.

"Dia di mana?" Tanya Sagara bangkit duduk.

"Di depan," Ujar Rangga santai sambil mengambil minuman di dalam kulkas.

Sagara mengernyitkan keningnya, 'Anggi di sini mencarinya?'

"Samperin sana, nanti di gangguin anak anak yang masih pada main gitar di depan." Ujar Rangga.

Sagara melangkah keluar mencari-cari Anggi, dan menemukan cewek itu duduk bergabung dengan teman temannya sambil memainkan gitar, bukannya beranjak Sagara malah diam diam memperhatikannya yang masih bermain gitar sambil bersenandung.

Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada bertemu akan berpisah
Awal kan berakhir
Terbit kan tenggelam
Pasang akan surut bertemu akan berpisah

Suara Merdu Anggi membuat mata Sagara terus menatapnya lekat tanpa berkedip, Akbar, Lemos dan Rangga menyusulnya ketika mendengar suara merdu Anggi.

Kemudian suara itu menyeruak bersama dengan Para lelaki yang ikut bersenandung, ada yang memainkan Kajon, serta Orgen kecil yang memang setia menemai anak anak War.

Sampai jumpa di lain hari
Untuk kita bertemu lagi
Ku relakan dirimu pergi
Meskipun
Ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap tanpa dirimu
Ku harap terbaik untukmu
Du duu duuduuu
Du duu duuduuu
Du duu duuduuu
Du duu duuduuu

"Enak di pandang Mata ya, Ga" Goda Lemos ketika melihat Sagara senyum-senyum sendiri dan tersentak.

"Ngagetin Aja lo pada," Ujar Sagara yang masih melipat kedua tangannya.

"Paket komplit banget cewek lo, gak nyangka gue."

"Yoi, Brayyy" Ujar Akbar dan Rangga bersamaan.

Kemudian mata Anggi bertatapan dengan mata Sagara, barulah Anggi sadar jika Sagara tengah memperhatikannya. Di letakkannya gitar serta pamit kepada cowok cowok di sana dan menghampiri Sagara.

"Ga, Aku cuma mau kasi kalian tiket nonton, ada 30an. Kasi ke anak anak War ya. Kalau kurang bilang aja." Anggi menyerahkan tiket itu kepada Sagara.

SAGARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang