Kegantengan yang Hqq ya, Ga 😂
Pantau Chat Anggi yang tak kunjung datang wkwkLangkah berisik sepatu Anggi membuat Sarah dan Tommy langsung menoleh, dan berseru ketika mendapati gadis itu sedang menangis.
"Anggi," Seru sarah langsung memeluknya.
"Saga, kenapa tante?" Tanyanya di sela isaknya.
"Saga, koma, Gi" Air mata Sarah jatuh membuat Anggi lemah, serta pelukannya yang terurai.
"Pasti gara gara, Anggi!" Seru Anggi marah pada dirinya sendiri, "Andai aja Anggi gak nunggalin Saga sendirian. Andai Aja Anggi dengar semua penjelasannya-"
"Anggi udah," Tommy menghentikan penyalahan itu.
"Bukan salah, Kamu"
"Tapi, om-"
"Sekarang kamu masuk ke dalam ya, coba bicara sama dia. Semoga dia mau buka matanya dari tidur yang menyeramkan itu"
Anggi mengangguk, depan pelan di bukanya pintu itu dan di sanalah Sagara berbaring lemah dengan segala alat di tubuhnya. Anggi luluh latas, Sagaranya yang kuat sekarang berbaring lemah di atas teman tidur yang suatu saat bisa merengut nyawanya.
"Kamu kenapa?" Tanya Anggi pelan walau tau Cowok itu tidak akan mendengarnya.
Anggi duduk di tepi ranjang itu sambil memegang tangan Sagara erat, untuk pertama kalinya mereka bersentuhan tangan.
"Saga, Bangun. Ini aku" Rintih Anggi pada cowok yang terbaring lemah.
"Aku pulang, Saga. Senja pulang" Isaknya makin terdengar.
"Saga, Sagara, Aku sayang kamu" tangisnya pecah tak tertahan. "Jangan tinggalin aku, Bangun Ga"
"Kamu mau apa? Dengar aku nyanyi kan? Aku nyanyi lagu ke sukaan kamu ya, tapi kamu bangun..." rintihan kecil Anggi terdengar bersama dengan hembusan Angin.
Guess it's true, I'm not good at a one-night stand
But I still need love cause I'm just a man
These nights never seem to go to plan
I don't want you to leave, will you hold my hand?
Oh, won't you stay with me?
'Cause you're all I need
This ain't love it's clear to see
But darling, stay with me...
"Saga, Bangun. Aku mohon..."
* * *
Perlahan mata itu terbuka dengan sangat pelan mengerjap dengan bingung, menelusuri setiap sudut ruangan dan berhenti pada wajahnya menatapnya dengan penuh harap serta air mata.
"Saga, kamu sadar?" Seolah ia sangat tidak percaya. Lalu gadis itu memeluknya erat serta mengucap syukur tanpa henti.
"Senja?"
Gadis itu mengangguk dengan semangat serta air mata yang tak kunjung berhenti. Sagara meraih pipi gadis itu dengan pelan menyusuri setiap sejak yang ada. Ibu jarinya mengusap tanpa henti dan berhenti di atas permukaan bibir.
"Boleh aku menyentuhnya?"
Gadis itu membulat tak percaya dan sedetik kemudian, Sagara telah menariknya dan menyusuri bibir manis itu dengan rindu. Di kecupnya bibir itu lama, yang awalnya lembut berubah menjadi agresif. Lidahnya mulai menari nari dan memaksa ingin merasakan lebih, tidak ada penolakan dari gadis itu, dan lidah itu meluncur dengan bebas merasakan manisnya bibir itu. Ketika sudah kehabisan napas Sagara menyudahi aksinya dan menatap mata coklat yang memandanginya tanpa berkedip seakan tak percaya.
"Sagara, Kamu-"
"Aku rindu kamu" Ujar Sagara.
"Kamu cium aku?-" Tanya Anggi dan tersentak sambil memegang bibir basahnya, "AKU TERNODAI!"
Ini benar Angginya, Sagara tertawa sambil memegang perutnya dan terhenti saat merasakan kepalanya yang berdenyut kencang.
"Kenapa?" Tanya Anggi khawatir melihat Sagara tampak kesakitan. "Aku panggil dokter"
Tak lama kemudian dokter masuk di susul oleh Sarah dan Tommy serta teman temannya dan tak lupa Anggun yang menyusul. Anggi terdiam.
"Anggi," Panggil Anggun lembut, "Gue rasa kita perlu bicara"
* * *
Danau yang tenang banyak pepohonan rindang di kiri kanannya, diam yang sangat lama. Baik Anggi dan Anggun sama sama tidak memulai pembicaraan. Masih bergelut dengan pikiran mereka masing masing, Anggi terus mengingat kesalahan apa yang telah di pembuatnya pada Anggun. Dan Anggun yang sangat menyesali perbuatan jahatnya pada saudara kembaranya sendiri, yang ia lakukan sangat curang dan tak terpuji.
"Gi," Ujar Anggun.
"Kesalahan gue terlalu banyak ya..."
Anggi bergumum, "Hmm..."
"Lo tau gak siapa yang udah buat Sagara begitu?" Tanya Anggun.
"Gak," Jawab Anggi, "Lagian bukan urusan gue, Gun..."
Anggun mengangguk lagi.
"Tapi kayaknya lo harus tau," ujarnya.
"Kevin,"
"Kevin?" Tanya Anggi, dari sekian banyak kenapa cowok itu.
"Lo kenal dia kan?" Tanya Anggun.
"Gue cuma ketemu satu kali, waktu mergokin lo sama Sagara."
Anggun menyesal mendengar perkataan Anggi, salahnya memang sangat banyak.
"Gue minta maaf atas semua kesalahan gue, Gi"
"Kalau maaf semudah itu, gue juga mau buat kesalahan yang fatal, Gun"
"Maaf, Gi"
Lagi lagi diam.
"Kevin suka sama lo," Ujar Anggun jujur.
"Gue sukanya Sagara," Jawab Anggi, " Maaf Gun, gue gak bisa lepasin Sagara"
"Kenapa lo harus minta maaf?"
"Gue gak mau kita terus berantem hanya gara gara ini,"
"Gue setuju kok lo sama Sagara," Ujar Anggun kemudian. Hatinya berdesir nyaman, ia lega ternyata hanya perlu ikhlas untuk membuat semuanya lebih baik.
"Lo gak papa?" See? Anggi masih memikirkan dirinya.
"Gue jauh lebih baik," ujar Anggun, "Sebaiknya kita balik ke Rumah sakit, nanti Sagara ngamuk lo gak ada di sana."
Anggi tersenyum mendengar perkataan Anggun. Pada dasarnya hanya perlu ikhlas, move on itu bukan tentang melupakan, melainkan tentang mengikhlaskan. Kita tidak akan pernah lupa siapa orangnya tapi kita bisa melupakan rasanya yaitu dengan ikhlas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA ✓
Teen FictionSagara Bagaskara Putra, Cowok Imut nan mengemaskan. Menjelang kedewasaannya berubah menjadi pemberontak tak tertandingi. Namanya di kenal di kalangan SMA Manapun! Cowok Jenius SMA Brawijaya, Selain Tampan ia juga menjelma Menjadi monster yang tak te...