Part 4

15.8K 1K 22
                                    


“Anggi, Papa mau ke jakarta ya.“ Kata Papanya di sela sarapan.

“Uhuk... Uhuk..“ Nasi Gorang yang sedang Anggi kunyah Tiba-tiba membuatnya tersedak karena terkejut mendengar perkataan papanya.

“Anggi, hati hati“ Papanya menepuk nepuk punggung Anggi dan menyodorkan air.

“Papa mau ngapain ke Jakarta?“

“Urusan bisnis, Papa harus menghandel perusahaan Papa di sana.“

“Terus yang di Bandung gimana?“ Tanya Anggi terkejut.

“Ada Om Gio yang handel, lagian yang di sana lebih butuh papa.“

Akhirnya Anggi mengangguk, dan memngikuti langkah Papanya untuk berangkat ke sekolah.

* * *

Mobil yang ditumpangi Papa Anggi berhenti di taman wisata perbukitan Danau. Dulu sekali ia sering menghabiskan waktu di sini bersama seseorang. Ia tahu kemana harus pergi bernostalgia dengan masa lalu.

“Nata?“ Tiba-tiba dirinya di kagetkan oleh suara yang memanggilnya dari arah belakang. Suara yang begitu akrab di telinganya, meski sudah lama tidak mendengar.

“Aurora?“ walaupun lama tidak bertemu, Nata langsung mengenali sorot lembut perempuan di depannya yang belum berubah.

“Apa kabar, Ra?“ tanya Nata, memecahkan kesunyian yang beberapa menit menyiksa batin mereka.

“Aku baik,“ jawab Aurora. “Bagaimana kabarmu, Mas?“

Selama beberapa saat obrolan mereka hanya seputar basa-basi mengenai kabar masing-masing. Tetapi lama kelamaan pembicaraan mereka mulai menyangkut tentang kabar anak-anak.

Nata terus memperhatikan wajah Aurora. Rasa sayangnya tidak pernah berubah begitu juga wanita yang sangat di cintainya itu.

Cinta dan takdir.
Dua hal yang membawa mereka kembali dipertemukan. Hingga sampai pada satu keputusan...

* * *

Nata pulang ke Bandung membawa kejutan besar untuk Anggi.

Anggi yang baru pulang dari latihan volinya sedikit terkejut melihat Papanya dengan wanita lain tengah memgobrol di ruang tamu. Wanita itu tersenyum manis pada Anggi.

“Anggi?“ panggil Wanita itu seperti menggumum.

“iya?“ Anggi terlihat ragu-ragu. Mengapa wanita ini tau nama gue? Ah pasti Papa yang cerita. Batinnya.

“Sayang, sini dekat Papa.“ Anggi berjalan pelan mendekati Papanya, matanya masih tertuju ke arah Wanita itu.

“Kenalkan, Dia Aurora. Mantan Istri Papa.“ Anggi terkesiap, matanya langsung menajam.

“Kenapa Anda baru muncul sekarang di kehidupan Saya!“

“Anggi!“ bentak Nata, “jaga bicara kamu“

Anggi terdiam berusaha mencerna semua penjelasan Papa Dan Mamanya.

“kami akan ceritakan semuanya sama Kamu, Anggi.“

Aurora dan Nata mulai bercerita. Mulai dari pertemuan mereka, pernikahan siri sampai perpisahan. Saat Mereka bercerita seluruh ruangan terasa hilang, menyesatkan pendengaran juga. Anggi tak menyangka, hubungan mereka sangat rumit dan tragis. Tak bisa di pungkiti, Anggi kontan Mangap lebar ketika Nata bilang,

“Kamu punya saudara kembar.“ Saudara kembar? Terlalu berlebihan untuk Anggi terima, tapi dengan berjalannya waktu ia mulai memahami.

“Keputusan terakhir kalian apa?“ Tanya Anggi.

“Mama dan Papa mau rujuk, Gi. Pendapat kamu gimana?“

Anggi mengangguk setuju. Bagaimanapun yang duduk di depannya ini adalah orang tua kandungnya.

“Terus, Anggun gimana? Apa Dia udah tau, Ma?“ Aurora terharu, untuk pertama kalinya Anggi memanggilnya Mama.

“Kita bicarakan dengan Anggun di Jakarta.“ Jawab Nata. “Dengan kemungkinan besar kita akan pindah ke sana. Segala urusan pindah sekolah kamu akan di urus oleh Om Gio.“

Anggi pasrah dengan keadaan yang seperti mendadak ini. Dengan Gontai ia melangkah ke arah kamarnya mengemaskan segala baju baju dan barang berharganya.

                           Aurora dan Nata ✨
            Ketika melepaskan segala rindu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAGARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang