part 2

17.9K 1.3K 9
                                    

Gadis itu membuka pintu kamar papanya yang tidak terkunci. Dengan jelas ia bisa melihat Papanya terduduk di tepi kasur, tertunduk lesu.

"Pa?" bisik Gadis itu pelan. Papanya yang tak menyadari kehadiran gadis itu, tersentak dan segera menatap kearahnya.

"Anggi? Ada apa, Sayang? Sudah malam begini kamu belum tidur?" tanya Papa gugup.

Anggi memperhatikan Papanya berusaha menyembunyikan selembar kertas yang Anggi yakin merupakan foto seseorang.

"Papa baik-baik aja kan?" Tanya Anggi, ia memperhatikan ketika Papanya bangkit dan menghampirinya, lalu tiba tiba memeluknya erat.

"Papa kangen sama Mama kamu, Gi. Papa sangat merindukannya."

Anggi memeluk Papa-nya ia juga merindukan Mamanya. Sejak Bayi Anggi tidak pernah tau bagaimana wajah Mama-Nya, juga tak pernah merasakan belaian sayang Mama. Namun Anggi tak pernah menyesali kenyataan bahwa ia hanya memiliki Papanya.

"Pah, Besok Papa jadi kan nonton pertandingan Anggi?" tanya Anggi lembut, ia masih mengusap punggung Papanya agar lebih tenang.

"Jadi, Besok Papa pasti datang." Papa menatap Anggi dengan sayang, "Lakukan yang terbaik, Papa yakin Anggi dan teman teman Anggi bisa mengalahkan SMA Brawijaya itu."

Anggi tersenyum mendengar nada angkuh dari suara Papanya. Kemudian ia mengangguk.

* * *

Pagi-pagi sekali Anggi dan Papanya sudah berangkat ke Jakarta untuk mengikuti turnamen olahraga terbesar pekan itu, bersama Teman temannya Anggi memimpin barisan itu dengan yakin. Perjalanan dari Bandung ke jakarta memakan cukup waktu, tetapi karena ini adalah hari weekend jalanan tidak terlalu macet sehingga mereka datang tepat waktu.

Gor itu penuh oleh pendukung-pendukung dari berbagai sekolah membuat suasana memanas, masing masing meneriaki nama SMA mereka.

Anggi bersama teman temannya masuk ke dalam ruang ganti, tapi tak sengaja ia mersengolan dengan seseorang menyebabkan orang itu jatuh.

"Kalian duluan aja. Nanti Gue nyusul." ujar Anggi pada teman-temannya.

"kamu gak papa?" Tanya Anggi sambil berjongkok.

Orang di depannya terkejut, tetapi kemudian berusaha untuk berdiri. "Oh ga papa,"

"Aduh maaf ya, aku gak sengaja." Anggi merasa menyesal. Kemudian mengamati kostum olahraga yang perempuan itu kenakan.

"Tanding Voli juga?" Tanya Anggi ramah.

"i-iya," Jawabnya gemetaran. "Oh iya, Ghea." ucap Cewek itu.

Anggi menepuk jidatnya, "Oh iya lupa, Anggi."

"Dari SMA Mana?" Tanya Anggi sopan, ia masih menggunakan aku-kamu karena takut bila salah ucap akan fatal.

"SMA Brawijaya." Anggi terkejut, lawan tandingnya nanti.

"Ternyata Lo dari Brawijaya, Gue Dari SMA Alaska Bandung."

Kemudian keduanya terkekeh menertawakan kebodoan masing-masing.

"Ya udah, Ghea. Gue duluan ya. Good Luck"

Begitulah kebiasaan Anggi yang disukai banyak orang, Ramah pada orang baru yang di temuinya. Sementara Ghea seperti patung mendapati seraut wajah itu. Kemudian peluit dari pelatihnya menyentakan kesadarannya dan langsung menuju ke arah teman-temannya.

SAGARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang