Awalnya cuma dengan Odah aku berteman. Tentu saja itu karena kami sama-sama di SMP, satu kelas pula. Tapi menanjak SMA Odah menyertakan Salamah dan Salamah menarik Jocky, teman sekampungnya untuk bergabung. Dan aku rasa kita semua cocok-cocok saja hingga tanpa sadar kami menjadi geng.
Silakan bayangkan sendiri geng di pondok kaya apa. Semua bebas berpersepsi. Tapi aku rasa kita semua sepakat kalau geng itu cenderung dekat kepada kekacauan, keributan .... Tidaklah terlalu salah. Hanya saja, gengku menitikberatkan kekacauan dan keributan itu pada tiap ajaran baru dimana santri-santriwati baru berdatangan ke pondok. Kami menyebutnya perkenalan ala kami. Apa-apa saja yang kami rencanakan kami bahas di pos rahasia.
Sebetulnya hanyalah sebuah pohon rindang untuk berteduh. Tapi aku, Odah, Jocky, Salamah betah berlama-lama duduk-duduk ngobrol di situ. Apa lagi sambil ada yang bawa kudapan. Kita bisa jadi ngobrol banyak hal. Ditambah angin sepoi-sepoi tidak jarang juga sampai ada yang tertidur pulas.