Kaaann?? Dari sejak berangkat tadi, Yun sudah menduga yang kaya gini tuu pasti terjadi. Dia ketemu dengan Kang Acep gara-gara patrol ini.
Patrol adalah piket mingguan santri puteri di rumah Pak Kyai. Tugasnya bersih-bersih di rumah Pak Kyai. Mungkin sebagai wahana pengabdian untuk membentuk adab santriwati kepada gurunya, kepada Pak Kyai. Tapi Lies selalu bilang, patrol bersih-bersih adalah ajang untuk jadi pembantu.
"Ini kaya kamp konsentrasi buat gua. Penyiksaan lu tahu gak Yun ??"
Yun hanya tersenyum dan senyumnya lantas berubah jadi tawa saat Lies menyambung ucapannya.
"Apa lagi saat ngepel lantai. Tiba-tiba gua ngerasa jadi lnem pelayan seksi. Di mana majikan gua nyuri-nyuri liat pantat gua waktu ngepel."
"Hahhaahh ...."
Dan ketawa Yun baru berhenti ketika Lies enak saja berkata.
"Tapi gua yakin lu sii gak bakal diintip majikan lu kalo ngepel Yun. Lu sii kaya kaga niat jadi perempuan ...."
"Eehh maksudnya?"
"Niii .... " Berkata begitu enak saja Lies menepuk pantatnya. "Lu gak punya pantat. Kaga niat banget sii jadi perempuan."
"Iiihh sialaaann!" Yun mendorong paha Lies yang sedang duduk menekuk kakinya.
Tapi apapun yang dibilang Lies tentang patrol, sumpah Yun baru merasakannya hari ini. Kemarin-kemarin? Dia lebih memilih menjalani saja. Toh dia tidak sendiri. Dalam sehari bisa tujuh sampai sepuluh anak yang kebagian patrol di rumah Pak Kyai.
Tapi hari ini ?? Dia benar-benar seperti tengah berada di kamp konsentrasi. Tidak, tidak, tidak hari ini. Sebetulnya sejak kemarin pun dia sudah merasa tidak enak. Gimana kalau papasan dengan Kang Acep, sementara berpikir saja dia belum untuk membalas suratnya???
Luar biasanya, prediksinya sehebat ramalan Mama Loren. Kang Acep membuka pintu kamar tepat ketika Yun siap mengepel lantai kamar si Mas Ajengan itu.
O, Yuliiiiiii ! Yun berteriak gemas dalam hati. Sudah sejak tadi dia meminta tukeran dengan Yuli kalau dia mau patrol nyuci saja. Tapi Yuli gak mau.
"Udaaahh kamu di dalam bareng ceu Ai Didah ma si neneng. Sekalian hitung-hitung belajar dari sekarang membiasakan diri dengan rumah ini ...." Yuli mengedipkan matanya. Dan Yun yang melihatnya, jadi berhasrat mendadak kepengen nyolok matanya.
Gak ada pilihan. Yun memilih-milin lap pelnya sambil menatap sekeliling ruangan. Dia harus mulai dari ruang depan. Dan dia juga tahu, di situ ada kamar Kang Acep. Maka itu dia harus sesegera mungkin membersihkan kamar itu. Itulah yang dilakukannya. Semua dilakukan serba cepat dengan harapan satu; dia tidak ketemu dengan Kang Acep!