Bajay ....

11 1 0
                                    

      Nyaris pukul 12 malam waktu Karawang Kang Acep baru benar-benar tiba pada alamat yang ditujunya. Benar-benar perjalanan panjang mengingat saat berangkat tadi jam satu lebih sedikit. Dia pikir saat turun di tanjungpura tadi, dia akan langsung sampai pada desa yang dicarinya. Ternyata, masih perlu sekitar dua jam lagi untuk sampai. Itupun dengan perjalanan yang sungguh berliku. Angkot yang terbilang jarang sehingga harus nunggu berbilang jam. Jalanan yang buruk belum beraspal, hingga naik ojek.

      Ojek? Yap! Desa Lies melewati kota Rengasdengklok. Kota yang terkenal dengan kisah heroik perjuangan kemerdekaannya. Tepatnya kota tempat Bung Karno diculik oleh para pemuda menjelang pembacaan naskah teks proklamasi.

      Kang Acep sampai di Rengasdengklok saat hari beranjak malam. Tahu apa yang dikatakan orang-orang di situ ketika dia menyodorkan alamat?
      "O ... Kalau ke sana harus pake ojek, Mas. Sebab jangankan jam segini, jelang magrib aja angkot di sini sudah gak ada. Ganti ojek. Yaa bagi-bagi rejekilah, Mas."
     
      Kang Acep tersenyum pahit. Pusing karena perjalanan belum lagi  hilang sekarang sudah ditambah yang ini. Beruntung sebelum pusingnya makin menjadi, matanya menangkap siluet masjid. Dan itu lantas mengingatkannya kalau dia belum sholat isya. Padahal jam sudah lewat pukul sepuluh. Dari marbot masjid Kang Acep akhirnya dapat keterangan yang benar-benar jelas.
      "Bajay sekitar setengah jam lagi, Mas."
      "Pak, maaf saya tidak sedang cari bajay." Kang Acep buru-buru menyela. Tapi marbot itu malah tertawa.
      "Iyaa Batujaya disingkat bajay ...."
      Sekarang gantian Kang Acep yang tertawa.
      "Kalau saya boleh saran sih mending dilanjut besok aja, Mas. Nginap disini dulu besok baru terus."

      Entah apa yang ada di otak Kang Acep hingga dia menolak saran manis tersebut. Tapi yang jelas begitu dia tiba pada alamat yang dituju, Kang Acep benar-benar menyesal setengah mati telah menolak saran marbot itu. Kampung Lies belum berlistrik. Situasi jadi begitu horor mencekam. Dan sepeninggal tukang ojek, Kang Acep kebingungan di tengah gelapnya malam, ditengah situasi asing pula.

😇😇

Babu, My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang