l. penjelasan

689 125 9
                                    

setelah duduk terkapar di atas hamparan pasir yang luas, ditemani bulir mata kedua pria, saling membalap turuni pipi yang kian menggembung karena terlalu lama menangis, kedua kaki yang dilipat dan tangan yang terkulai lemas di atasnya, akhirnya changbin dan felix mereda—walau masih sedikit sesenggukkan dan kesulitan berbicara. "changbin." felix memanggil dengan suaranya yang bergetar. "iya? kenapa?" balas yang dipanggil.

"kita benar-benar berpasangan?"

"iya."

"seumur hidup?"

"tentu saja."

"selama-lamanya?"

"iya, lee felix. kenapa, sih?"

kemudian felix mendesah. "malas. bosan liat wajahmu." lalu tertawa lepas detik berikutnya, seraya changbin yang menyenggol lengannya. "kita akan beritahu orang-orang? atau kita simpan sendiri saja, changbin?" tanya si pemuda desa, dan changbin menjawab "terserah kau. kau lebih nyaman seperti apa? aku ikut saja." felix sontak berdiri sembari berkacak pinggang "KAKEK! kakekku harus tahu!" kemudian dia menarik lengan chanbin, dan menggiring lelaki itu keluar dari area pantai, berlari meniti langkah telusuri pepohonan yang berujung desa.

***

felix dan changbin perlahan menyusuri jalan setapak yang menyambungkan pantai dan pedesaan—dengan tangan yang terpaut. awalnya felix tidak mau, sih. tetapi semakin lama changbin menggenggam erat telapaknya, rasa nyaman itu juga tumbuh perlahan. mau tak mau ia juga harus terbiasa, karena pasti mereka akan begitu selamanya. setelah beberapa menit, rerumput yang dipijak sepasang kekasih itu berangsur menjadi bebatuan kerikil dan pasir. mereka sudah memasuki area pedesaan, dan sawah-sawah yang membentang sudah terlihat di pandangan. "kau siap beritahu mereka, changbin?" felix memastikan sekali lagi, dan changbin mengangguk antusias. "ya, memangnya kenapa tidak?" si pemuda kota memutar kepalanya, menghadap lelaki di samping yang tampak cemas. "aku ... tidak. aku takut dijadikan bulanan oleh mereka." ucapnya. changbin terkekeh kecil. "wajar, felix. yang namanya kawan, pasti akan menggodamu bila kau punya pacar." ucap changbin, menyemangati.

ah, panjang umur. di tengah jalan, changbin dan felix bertemu dengan mark yang baru saja pulang dari kios jungwoo, menenteng banyak kantong plastik berisi sayur mayur segar. "hey, felix! changbin!" sapanya riang. senyuman mark makin menjadi ketika matanya tertuju pada tangan sahabat-sahabatnya yang saling terpaut. "hey, ada apa ini? apa ada yang kalian rahasiakan? atau aku yang ketinggiannya sesuatu?" mark memainkan alisnya, naik-turun. menggoda kedua pasangan baru di hadapan. felix menunduk, dia tahu pipinya sebentar lagi akan dipenuhi rona merah, sementara changbin tertawa renyah.

"ya. kita berhutang cerita kepada kalian."

***

NI WORK UDAH GUA TINGGALIN LAMA BGT YA ALLAH MAAAFFF 😭😭 satu part lagi end wkwk biar gua ga gantungin kalian lagi,,

sorry and have a nice day, guys!

[2] verano | changlix ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang