ketukan yang berkumandang dari pintu kayu rumah—biasanya changbin semangat untuk menanggapinya—kini diacuhkan. ia sibuk bergerumul di atas kasur, bersama bantal-bantal serta selimut yang masih setia melilit tubuhnya. "changbin, changbin!" suara familier memenuhi gendang telinga pria itu, tapi ia tidak peduli. kedua telapak tangan changbin yang bercucuran keringat dingin menutup akses menuju gendang telinganya. "ayo ke sawah!" felix, si oknum terketuknya pintu memanggil lagi. khawatir akan changbin—takutnya terjadi apa-apa pada pria seo itu, karena sejujurnya felix sempat pergoki changbin pergi dari rumah chaeyoung dengan mata sembab nan merah. "a-aku masuk, ya?"
kesadaran changbin sepenuhnya terengut. dengan kecepatan angin, ia segera berdiri, menghampiri pintu, dan—
klek.
ah, terkunci.
nafas lega dikeluarkan. dia tak perlu menghadapi felix sekarang. tidak perlu menghadapi fakta bahwa hari ini hari kelima semenjak ia menautkan bibir pada si pria elok.
*
tirai jendela belakang rumah disibak kasar setelah mendengar samar-samar chaeyoung melanturkan nama changbin. "seo changbin! keluar sebelum kupecahkan jendela rumahmu ini! sialan!" perempuan son tersebut memekik tertahan. sebenarnya changbin tak ingin turuti keinginan temannya itu, tetapi ia tahu chaeyoung tidak bermain dengan kata-katanya. sembari menghempas nafas panjang, changbin menyibak tirai kasar. sinar surya menyerang kedua netranya, buat kedua bola itu memicing. "ada apa, chae?" dengan lesu, ia bertanya. tangan kanannya masih sibuk melindungi wajah dari sengatan matahari.
chaeyoung berdecak. "dengan tak berdosanya kau tanya ada apa?! kau ini kenapa, sih, mendiamkan felix berhari-hari, tak ingin main, tiba-tiba mengurung diri begini?"
hanya ringisan kecil yang changbin keluarkan. ia menggaruk kepala melihat wajah chaeyoung yang terlihat merah walau terhalang bayangan. senyap menguasai untuk beberapa menit. chaeyoung coba tahan amarahnya, dan changbin sibuk menatap nanar lantai dengan tidak berdosa. "dengar, changbin. berani bertindak, berani bertanggung jawab." changbin mengadahkan kepalanya. "tell him." chaeyoung melangkah mundur dari daun jendela.
"tell him, before it's too late. itu saja yang ingin aku beritahu." kemudian chaeyoung benar-benar pergi.
*
hi, masi ada yg baca gasih hahsha
maaf aku ngilang for like, three months, iya gak sih? atau lebih? maap anjir ini ampe ada yg dm aku hehehe maap ya beneran.
hp aku rusak, gakbisa dipake ngetik. cemen bgt kan :( jadi aku uninstall wattpad karena kesel WKWK tapi alhamdulillah udah beli hp baru.
maaf ngegantungin cerita ini :( aku jg blm tau endingnya mau digimanain, kayaknya 5-8 chap lagi selesai. maaf juga part ini sedikit, dan gak ngefeel, atau gak jelas, banyak salahnya, ini aku buru-buru WKWKWK soalnya mau ngerjain tugas bikin cerpen.
makasi yang udah nungguin aku balik wkwkw aku usahain seminggu sekali up
alovyu
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] verano | changlix ✔️
Cerita Pendek[selesai ] tentang musim panas mereka yang terselip cinta juga lara. soulmate!au changlix. spin-off book 1 destino warn; lowercase, bxb, typos, short chapters, 15+