Bolu Kukus

623 21 0
                                    

"Kue yang ini jangan diberikan ke tamu, Bun! Aku kan suka banget kue ini. Tinggal sedikit pula," rengek Gungun pada bunda. 

"Nanti kita beli lagi kuenya, ya," bujuk bunda. 

"Biskuit itu juga sudah cukup, Bun," ucap Gungun keukeuh. Ia benar-benar tidak mau kue kesukaannya diberikan pada tamu. 

Bolu kukus mekar berkelopak warna-warni dengan rasa manis serta tekstur empuk. Membuat kue tersebut menjadi favorit Gungun. Terlebih bolu kukus itu hanya dijual pada pagi hari. Sehingga bila kue tersebut diberikan pada tamu ayah yang membawa anak sebaya Gungun. Dapat dipastikan bahwa ia akan mendapatkan penggantinya esok pagi.

"Gungun mau dapat pahala besar, nggak?" ucap bunda dengan tubuh sedikit membungkuk agar tinggi mereka berdua sama. Wajah mereka saling berhadapan. Kedua tangan bunda berada di bahu kiri dan kanan Gungun.

"Pahala?" 

"Iyah, pahala besar karena berbuat baik."

"Aku harus melakukan apa Bunda kalau mau dapat pahala besar?" jawab Gungun tidak sabar.

"Ya, dengan memberikan kue kesukaan Gungun ini. Nabi kita Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bilang, kalau ada tamu masuk ke dalam rumah kita,  tamu yang datang itu membawa seribu berkah dan seribu rahmat. Allah bakal menulis ke kita sebagai pemilik rumah setiap kali suap makanan yang dimakan tamu seperti pahala haji dan umrah."

Gungun mendengarkan penjelasan bunda dengan saksama. Wajahnya terlihat senang pada saat bunda mengatakan pahala yang bakal didapat kalau kue bolu kukus kesukaannya dimakan oleh tamu. 

"Wah, kalau kuenya dimakan semua. Berarti aku berhaji dan umroh lima kali dong, Bun," ucap Gungun setelah menghitung jumlah kue diatas piring. 

Bunda hanya tersenyum kemudian mengacak sayang rambut pendek hitam Gungun. Kemudian berlalu mengantar piring kue ke ruang tamu. 

"Jangan lupa Gungun nanti ke depan, ya. Ajak main anaknya teman ayah." 

"Siap, Bun."

Aneka Cerita AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang