Sang Kodok

265 14 1
                                    

Burung kutilang bersenandung riang menyambut pagi. Matahari pun tersenyum dengan sinarnya yang keemasan.

Alam begitu bergembira. Daun hijau rimbun, pohon besar menjulang tinggi, teratai yang berbunga merah dan putih menghias danau di tengah hutan. Semua hewan menyambut hari dengan suka cita.

.

Diantara hewan hutan adalah sang kodok terlihat bersedih. Ia risau akan suaranya yang menurut dirinya menakutkan dan tidak enak di dengar. Belum lagi wujudnya yang menjijikkan. Sang kodok cemburu dengan burung kutilang yang memiliki suara merdu. 

.

Hingga suatu hari sang kodok tidak mau bersuara lagi, yang mengakibatkan hujan tidak turun. Para penghuni hutan begitu menderita karena ketiadaan air. Danau menjadi kering, dedaunan menunduk layu, mereka para penghuni hutan pun sangat kehausan. Kemudian burung kutilang meminta sang kodok memanggil hujan.

.

Awalnya sang kodok bingung bagaimana caranya ia bisa memanggil hujan. Kemudian burung kutilang menjelaskan bahwa suara sang kodok dapat memanggil hujan.

.

Sejak saat itulah sang kodok menyadari bahwa suara yang dianggapnya jelek ternyata sangat berguna bagi teman-temannya. Hingga esok dan hari seterusnya, ia selalu menemani burung kutilang menyambut pagi dengan riang.





Aneka Cerita AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang