Babak Baru (SMP)

64 5 0
                                    

Dinda memandang dirinya yang berpakaian putih biru. Lesung pipinya muncul ketika bibir Dinda membentuk bulan sabit. Bola mata berwarna cokelat itupun berbinar. Rambut kucir ekor kuda berpita biru bergoyang ke kiri dan ke kanan. Mengikuti tubuh si empunya yang sedang berkaca memiringkan badannya. Dinda memastikan bahwa seragam yang dikenakannya di hari pertama ini benar-benar rapi.

"Dinda!" Sebuah panggilan mengejutkannya.

"Iya, Bun, sebentar."

Dinda tahu, panggilan pagi itu adalah panggilan untuk sarapan sebelum ia mulai sekolah.

Bergegas Dinda meninggalkan kamar dengan memberi senyum dan kedipan mata pada bayangan dirinya di cermin. Seakan memberi semangat yang akan mulai belajar di hari pertama dengan seragam barunya itu.

"Bagaimana? Sudah disiapkan semuanya untuk bersekolah pagi ini?" tanya bunda ketika Dinda sudah duduk di meja makan.

"Sudah, Bun. Tinggal cuz belajar aja," jawab Dinda sambil menyendok nasi goreng.

"Duh, senangnya yang bakal punya teman baru. Senyum-senyum terus daritadi."

Dinda mengangguk dan hanya memberikan senyuman pada bunda. Begitu suapan nasi goreng terakhir sudah tertelan , ia pun berkata, "Eh, Bun. Laptopnya nggak dipakai ayah buat WFH, kan?"

Belum lagi bunda menjawab pertanyaan Dinda. Terlihat ia tergesa berdiri dari duduknya. Meninggalkan ruang makan dengan wajah panik. Langkah kakinya cepat menuju ruang kerja ayah.

Ketika Dinda masuk ruang kerja ayah yang pintunya terbuka. Ia melihat ayah sedang duduk didepan laptop.

"Ayah!" seru Dinda.

Mulut ayah terbuka hendak menyahut panggilan Dinda. Tapi Dinda sudah melanjutkan perkataannya, "Dinda dulu yang pakai laptopnya dong, Yah. Ayah pakai hape dulu aja WFH nya."

Wajah Dinda begitu lucu bila memelas. Kedua alisnya turun, sorot kedua matanya pun terlihat minta dikasihani. Belum lagi dua tangannya saling mengait di depan dadanya. Dan ayah pun lalu tertawa lalu berkata, "Ayah tahu hari ini hari pertama Dinda sekolah. Makanya ayah memersiapkan laptop ini untuk Dinda. Nih, baru selesai dicharge laptopnya."

Dinda yang mendengar penjelasan ayah cuma bisa senyum salah tingkah. Ayah memang is the best.

Aneka Cerita AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang