"Liburan" Sekolah Terindah

112 3 0
                                    

"Sekarang kita mengerjakan tugas pelajaran apa, Dik?" tanya bunda pada Dika yang sedang asyik bermain gim di ruang tengah.

Saat itu jarum pendek jam di dinding berada di angka sepuluh sedangkan jarum panjang berada di angka enam. Pertanda waktu istirahat tiga puluh menit sudah selesai. Bunda memang sengaja menerapkan waktu belajar Dika di rumah sama seperti di sekolah.

Buku pelajaran Bahasa Indonesia sudah tersusun rapih di atas meja depan tv dimana Dika bermain gim. Ya, Dika sudah menyelesaikan tugas sekolah Bahasa Indonesia tersebut.

"Matematika, Bun," jawab Dika sambil mematikan tv dan menyudahi bermain gim.

"Wah, itu sih jatah AYAH, ya?" jawab bunda dengan menekan kata ayah dan mata melirik. Ayah sedang sibuk chating dengan teman kantor. Sudah hampir satu bulan ayah bekerja dari rumah.

"Heuheu iyah, Bun," timpal Dika nyengir menengok ke arah ayah yang duduk di kursi meja makan di belakang Dika.

Ruang tv atau tempat kumpul keluarga menjadi satu ruangan tanpa sekat dengan ruang makan dan dapur. Biasanya ruang keluarga hanya ada Dika ditemani Mbok Enah. Bunda akan menemani Dika menonton tv setelah berada di rumah pukul delapan malam. Sedangkan ayah akan berada di ruang keluarga setiap hari Sabtu atau Minggu.

Sepertinya ayah tidak menyadari kalau sedang dibicarakan oleh Dika dan bunda. Ayah terlihat serius dan berkonsentrasi dengan gawainya.

Wajah Dika terlihat kecewa. Bunda menghiburnya dengan menawarkan diri mengerjakan tugas pelajaran lainnya.

Bunda dan ayah memang sudah sepakat membagi beberapa pelajaran sekolah Dika menjadi dua. Agar Dika mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya yang tidak sering didapat. Biasa kan pergi ke tempat les atau bimbingan belajar. Adanya pandemi virus covid-19 yang membuat seluruh kegiatan belajar Dika dikerjakan dari rumah.

"Mungkin kerjaan kantor ayah lagi penting. Lagipula baru sekarang ayah absen ngajar kamu." Bunda mencoba memberi pengertian pada Dika.

"Iyah, Bun," ucap Dika dengan nada kecewa campur sedih. Ternyata tutupnya kantor, tidak membuat ayah menutup kerjaan di rumah. Ayah ada untuk Dika setiap hari Sabtu dan ditambah Minggu yang terkadang suka keluar rumah untuk sekadar berkumpul dengan teman-temannya.

Dika mulai membuka lembaran pelajaran Bahasa Inggris. Pelajaran bahasa adalah bagian bunda untuk menjadi "guru" bagi Dika. Tiba-tiba Dika dan bunda terkejut. Mendengar suara ayah yang begitu keras.

"DAR!" teriak ayah dengan satu kaki dientakan ke lantai. Kedua tangan ayah merangkul bahu Dika dan bunda dari belakang.

"Ayah dengar lho, waktu kamu dan bunda bicara tentang matematika," ucap ayah tersenyum. Kemudian ayah duduk disamping Dika.

"Ayah nggak lupa menjadi "guru" kamu untuk pelajaran ini," lanjut ayah.

"Ayah, nih," balas Dika dan bunda bersamaan tanpa disengaja.

Kemudian mereka bertiga tertawa. Kena prank deh, Dika dan bunda oleh ayah.


Aneka Cerita AnakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang