Chapter 11

5.7K 523 46
                                    

Jungkook meringis saat rasa pening menjalar di kepalanya. Penglihatannya mengabur, fokus yang awalnya tertuju pada guru yang sedang mengajar di depan, kini tiba-tiba saja hancur hanya karena rasa sakit. Kepalanya menunduk, mengerjapkan matanya beharap rasa sakit itu hilang, tapi rasa sakit di kepalanya semakin terasa. Cairan merah pekat mengalir melalui hidungnya dan menetes pada meja. Jungkook buru-buru menghapusnya sebelum ada yang tau.

"Tidak jangan sekarang aku mohon". Batinnya

"Kookie apa kau baik-baik saja? Wajahmu sangat pucat". Bambam yang menyadari keanehan sahabatnya langsung bertanya.

"Aku baik Bamie. Hanya sedikit pusing saja". Ujarnya dengan tetep menunduk. Tapi apa yang di katakan Jungkook itu bohong. Buktinya sekarang rasa sakit itu seakan ingin membuat kepalanya pecah.

"Ku antar ke uks ne? Akan aku ijinkan pada Lee Saem". Bambam khawatir, ia tak pernah melihat sahabatnya kesakitan seperti ini. Jelas dia melihat Jungkook yang menahan rasa sakitnya.

"Tidak Bamie, aku ba...".

"JUNGKOOK". Itulah kata terakhir yang terdengar oleh Jungkook sebelum semuanya gelap. Para siswa dan siswi yang awalnya memperhatikan guru kini menoleh pada bangku Jungkook dan Bambam. Tak luput juga Lee Saem yang awalnya menerangkan ikut menoleh.

"Saem Jungkook pingsan". Ujar salah seorang siswa. Sang guru nampak terkejut dan gelagapan.

"Bawa dia sekarang ke uks". Titahnya. Beberapa siswa membantu Bambam untuk membawa Jungkook ke uks.

.
.

Jungkook terbaring lemah di atas brankar uks. Di sampingnya terdapat Bambam dan Mingyu dan menemaninya. Jelas mereka melihat bahwa wajah Jungkook sangat pucat. Mingyu juga sudah memberitahu Wonwoo kekasihnya bahwa sekarang Jungkook pingsan. Tadi saat Bambam akan membawa Jungkook ke uks tak sengaja bertemu Mingyu.

"Aku tak pernah melihatnya seperti ini. Tadi pagi dia terlihat baik-baik saja". Ujar Bambam. Sungguh rasanya ia ingin menangis melihat keadaan sahabatnya yang terbaring lemah.

"Jadi kau tidak tahu?". Tanya Mingyu. Bambam mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.

"Apa maksudmu?".

"Aku tak punya hak untuk memberitahu yang sebenarnya". Mendengar itu ingin rasanya Bambam meminta penjelasan. Tapi dia memilih diam, dia ingin sahabatnya sendirilah yang memberitahukannya.

.
.

Bambam memapah Jungkook menuju parkiran, di sampingnya ada Mingyu yang membawakan tas Jungkook, dia akan pulang di antar oleh Mingyu dan Bambam. Jungkook sudah mendapat ijin dari pihak kepala sekolah untuk pulang karena sakit.

"Eoh eoh hati-hati Kookie". Jungkook memutar matanya malas melihat kelakuan sahabatnya yang sangat over ini.

"Aiis Bambam! Aku hanya pingsan tadi. Bukan lumpuh! Jadi tak perlu seperti ini". Sungguh dia malu menjadi pusat perhatian.

"No no no no. Kau tak boleh sampai pingsan lagi. Apa kau tak tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu pabbo". Jungkook melotot ke arah Bambam, sedangkan Bambam hanya acuh. Diam-diam Mingyu tersenyum melihat interaksi dua sahabat itu. Jungkook menoleh pada Mingyu yang sedang tersenyum sendiri.

"Kau gila? Kenapa senyum-senyum tak jelas". Cibirnya. Mingyu berdecak kesal, untung saja Jungkook itu adik kekasihnya.

.
.

Taehyung sesekali melirik adiknya yang hanya diam di sebelah kemudi, lalu kembali fokus pada jalanan. Tak biasanya adiknya itu diam, biasanya juga selalu mengoceh.

Please Remember Me Hyung [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang