Chapter 20

6.4K 480 57
                                    

Jungkook POV.

Ini masih putaran yang 3 tapi rasanya aku mulai lelah. Terik matahari rasanya membakar kepalaku. Tidak peduli, aku tetap berlari mengelilingi lapangan. Ini salahku yang sangat ceroboh karena tidak memastikan dulu apakah aku membawa tugasku. Tangan kananku menyeka keringat yang mengalir di pelipisku. Kakiku mulai pegal, nafasku juga terengah, dan dadaku sesak. Kakiku terus ku bawa berlari. Rasanya kepalaku mulai pusing. Tidak! Ini tidak boleh terjadi untuk sekarang. Menggelengkan kepalaku berharap pusing di kepalaku lenyap. Beberapa kali lariku mulai tidak lurus. Aku mulai terhuyung. Ini sakit! Sangat sakit! Aku sudah tidak kuat menahannya. Pandanganku mulai buram. Dunia sepertinya mulai terbalik. Rasa sakit di kepalaku semakin menjalar, tapi aku tetap berlari. Tiba-tiba aku merasa tubuhku akan ambruk ke belakang. Pandanganku mulai tidak fokus. Seseorang meneriaki namaku dengan sebuah tangan yang menangkap tubuhku.

"Jungkook".

Aku tahu siapa pemilik suara itu. Kim Taehyung, seseorang yang menangkap ku. Lalu setelahnya gelap yang aku rasakan.

Jungkook POV end.

.
.

Taehyung mengusak surainya kasar. Lagi lagi ia harus di hadapankan dengan situasi yang sama. Di mana ia harus menemani pemuda Jeon di ruang uks.

"Dia ini kenapa sih? Suka sekali masuk uks". Geramnya.

Sudah dua jam Kim muda menunggu pemuda Jeon bangun. Tapi tidak ada tanda-tanda apapun yang menandakan pemuda manis itu siuman.

Kim Taehyung membuang nafasnya kasar. Mata tajamnya memperhatikan wajah Jungkook yang pucat. Mulai dari mata, hidung, lalu bibir.

Sial! Kenapa ia baru tahu bahwa Jungkook itu sangat manis. Ia jadi teringat ucapan Bambam beberapa waktu lalu saat Jungkook menjadi siswa baru. Memang benar Jungkook itu sangat cantik untuk ukuran seorang namja.

Taehyung tersadar dari kegiatan memandangi wajah Jungkook. Bisa-bisanya ia memuji wajah seseorang yang sudah merebut kekasihnya. Menghela nafas berat lagi. Kapan pemuda manis itu akan siuman?.

Lenguhan dari belah bibir pemuda manis itu membuat Taehyung menatap wajah Jungkook. Mata deo pemuda manis itu perlahan terbuka. Dahinya sesekali mengernyit dikala ia merasakan pusing pada kepalanya. Kepalanya menoleh ke arah kanan saat ia merasa ada seseorang di sampingnya.

"Sunbae?". Lirihnya.

"Kau ini suka sekali menyusahkan ku. Sebenarnya kau ini kenapa? Penyakitan?". Sarkas Taehyung.

Pertanyaan terakhir Taehyung jelas menohok hati Jungkook. Jungkook tidak menyangkal itu. Karena memang benar dirinya penyakitan.

"Sudah kedua kalinya kau menyelamatkan ku Sunbae". Ucapnya lirih.

Mata Jungkook tidak berani menatap seseorang yang berada di sampingnya. Entahlah ia hanya merasa takut.

"Ya dan itu sangat menyusahkan ku". Sarkas Taehyung sekali lagi. Pemuda tampan itu tidak berfikir apakah ucapannya akan membuat hati seseorang yang berada di depannya itu terluka.

"Mianhe jika kau merasa di repotkan. Kau bisa meninggalkanku di sini sendirian Sunbae". Lirihnya lagi

"Kau gila? Sudah aku selamatkan tapi tidak tahu terima kasih". Desisnya.

Ingin sekali Jungkook berteriak di depan wajah Taehyung. Pemuda tampan itu memintanya berterima kasih. Setelah Jungkook berterima kasih, pemuda tampan itu malah mengatainya gila.

"Terimakasih, dan sekarang kau boleh meninggalkan ku sendirian. Aku tidak ingin merepotkan mu". Raut wajah Jungkook berubah datar. Perasaannya saat ini campur aduk. Dan ia tidak ingin berurusan dengan Taehyung.

Please Remember Me Hyung [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang