Chapter 14

5.6K 490 32
                                    

"Dengar.....

Taehyung menatap lamat-lamat mata bulat Jungkook. Dapat Jungkook lihat, ada kebencian pada mata setajam elang itu.

...aku selalu mengawasimu". Ujarnya dan kembali menghempaskan kepala Jungkook kasar. Lalu pergi meninggalkan Jungkook yang meringkuk di bawah wastafel.

Ingin rasanya Jungkook berteriak pada pemuda hazel itu. Mengatakan semuanya agar pemuda hazel itu mengingat dirinya. Tapi semua itu hanyalah dalam angannya, ia ingin pemuda yang sudah meninggalkannya itu sendirilah yang mengingat dirinya.

Jungkook memegang kepalanya. Rasa pening kian menjadi, pandangan pemuda manis itupun semakin mengabur. Ia hanya ingin seseorang membantunya.

"Tolong aku". Lirihnya, kemudian hanya kegelapanlah yang ia rasakan.

.
.

Keluarga Jeon berlari di lorong rumah sakit seperti orang kesetanan. Mendengar kabar bahwa sang putera bungsu di lahirkan ke rumah sakit, tentu saja membuat mereka cemas. Apa hal 'itu' terjadi lagi? Mengingat beberapa hari lalu Jungkook juga mengalami hal yang sama.

Keluarga Jeon yang melihat adanya Mingyu dengan seorang pria paruh baya pun segera menghampiri keduanya.

"Bagaimana keadaan Jungkook?". Tanya Nyonya Jeon setelah berada di hadapan dua orang itu. Dirinya sangat khawatir.

"Dokter masih memeriksakan keadaan Jungkook Lu". Jawab pria paruh baya itu.

"Lalu bagaimana bisa Jungkook di larikan ke rumah sakit?". Tanya Nyonya Jeon lagi.

Sedangkan Tuan Jeon dan Wonwoo memilih diam meskipun sebenarnya meraka sama-sama khawatir. Biarlah sang istri yang bertanya.

"Kau bisa bertanya pada Mingyu Lu". Ucap pria paruh baya itu, Choi Minho sepupu Tuan Jeon.

Nyonya Jeon dan yang lainnya beralih menatap Mingyu yang sedang gugup karena dirinya merasa di interogasi.

"Tadi aku menemukan Jungkook sudah tergelak di toilet. Seragam Jungkook pada bagian dada juga terdapat darah yang berasal dari hidungnya. Aku langsung memberitahu kepala sekolah mengingat beliau adalah Samchon Jungkook". Jelas Mingyu dengan gugup. Yaah meskipun dirinya sudah akrab dengan keluarga kekasihnya itu, tentu saja dirinya masih gugup.

Keluarga Jungkook menghela nafas berat. Tak berapa lama pintu ruangan Jungkook terbuka dengan seorang Dokter keluar.

"Bagaimana keadaan putera saya Dok?". Tanya Nyonya Jeon saat Dokter bernama Choi Minki itu sudah memeriksa Jungkook.

Choi Minki putera dari Choi Minho sepupu dari Tuan Jeon itu hanya tersenyum maklum melihat Nyonya Jeon yang sudah tidak sabar.

"Jungkook baik-baik saja imo. Tapi sepertinya Jungkook mengalami benturan yang cukup keras pada kepalanya, sehingga terdapat memar". Jelas Minki

"Mingyu bilang tadi dia menemukan Jungkook sudah tergelak di toilet. Mungkin saja Jungkook terpeleset lalu kepalanya membentur dinding dan tak sadarkan diri". Ucap Tuan Choi

"Mungkin saja. Apalagi saat memeriksakan Jungkook, bagian seragamnya terdapat darah. Bisa jadi Jungkook terpeleset karena dia merasa pusing akan hal 'itu'". Ujar Minki

"Lalu apakah kami boleh masuk ke dalam?". Tanya Tuan Jeon. Minki mengangguk mempersilahkan.

"Silahkan Samchon. Tapi Jungkook masih belum sadarkan diri". Ucap Minki.

"Baiklah kalau begitu aku permisi. Masih ada pasien yang harus aku periksa". Lanjut Minki pamit

Keluarga Jeon, Tuan Choi dan Mingyu mengangguk mengiyakan. Selepas kepergian Minki, Tuan dan Nyonya Jeon serta Tuan Choi memasuki ruangan Jungkook. Mingyu dan Wonwoo memilih untuk duduk di kursi tunggu dan menunggu di luar. Biarlah para orang tua dulu yang masuk.

Please Remember Me Hyung [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang