"Mungkin kami perlu sedikit lagi menjahit di bagian pinggangnya."
Sakura meringis mendengar perkataan wanita di belakangnya. Rasanya gaun yang ia kenakan sekarang tidak selonggar ini saat pertama kali mencobanya. Apa tubuhnya jadi semakin kurus? Tapi seingatnya porsi makannya lebih banyak dari biasanya. Atau mungkin ini karena ia merasa tertekan? Sakura sering kali kehilangan berat badannya jika banyak pikiran.
"Tidak apa-apa. Beberapa wanita juga sering mengalami masalah seperti ini menjelang hari pernikahan mereka," hibur wanita itu setelah melihat wajah murung Sakura.
"Sakura-chan, bagaimana jika kau mencoba gaun yang itu juga?" Uchiha Mikoto yang adalah ibu Sasuke, yang juga berarti calon mertuanya, yang sejak tadi bersamanya mencoba gaun pengantin menunjuk salah satu dari deretan gaun yang dipajang di butik.
Sakura bergidik ngeri dengan gaun yang ditunjuk Mikoto. Gaun itu terlalu terbuka. Luar biasa seksi dan Ya Tuhan pasti mahal. Bagian belakang gaun itu sangat terbuka yang Sakura yakini akan mempertontonkan seluruh punggungnya. Belum lagi bagian depannya yang berpotongan rendah. Dadanya akan terumbar kemana-mana.
"Dia tidak akan cocok dengan gaun seperti itu," Sasuke muncul dari ruangan lain setelah mencoba tuxedonya. Pria itu sudah berganti dengan pakaiannya sendiri. Sosoknya menarik perhatian semua kaum hawa di butik ini kecuali Sakura dan Mikoto. "Tubuhnya terlalu kurus."
Sakura bisa mendengar beberapa wanita menahan tawa karena ucapan kurang ajar Sasuke. Ia memaki pria itu dalam hati. Jika saja tidak ada Mikoto saat ini, ia pasti sudah menendang selangkangan Sasuke.
"Apa maksudmu terlalu kurus?" Sakura dibuat terkejut dengan reaksi Mikoto. Wanita itu terlihat tidak kalah kesal darinya. "Inilah bentuk tubuh seorang member girlband terkenal," belanya. Merangkul bahu Sakura sayang. Gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya dengan wajah memelas. Meminta belas kasihan calon mertuanya.
"Jangan asal bicara!" Mikoto masih membentak Sasuke. Ia menyukai calon ibu mertuanya ini. Mikoto jelas bukan seperti gambaran mertua-mertua yang senang menindas menantu. Dia justru lebih sering berada di kubu Sakura dan menindas Sasuke. "Tubuh yang kau sebut kurus ini yang nantinya akan memuaskanmu."
Oh Tuhan! Mulut calon mertuanya, ya ampun.
Sakura tahu wajahnya sudah memerah, begitu juga beberapa wanita di sini yang mendengar ucapan Mikoto tadi. Berbeda dengan Sasuke yang hanya memutar bola mata bosan. Tidak terpengaruh dengan kalimat menggoda ibunya.
"Jadi bagaimana, Sakura-chan? Apa kau mau mencoba gaun itu?"
Ponsel Mikoto berdering nyaring sebelum Sakura sempat menjawab. Gadis itu menghela nafas lega. Mikoto meninggalkannya untuk menjawab telepon. Ia ditinggal sendiri bersama Sasuke. Bahkan wanita yang tadi membantunya mencoba gaun pengantin sudah pergi entah kemana.
Sakura melirik pria itu kesal. Lihat saja wajah datar Sasuke itu. Oke. Abaikan saja pria itu, Sakura.Sebaiknya ia segera berganti pakaiannya sendiri dan pulang sebelum Mikoto kembali memintanya mencoba gaun seksi itu.
Sakura mengangkat bagian bawah gaunnya yang kelewat panjang sampai kedua kaki tanpa alasnya terlihat. Gaun ini berat. Bagaimana nanti saat ia harus berjalan ke altar dengan gaun seberat ini?
"Tunggu!" Sasuke menahan lengan atas Sakura yang terbuka. Sentuhan pria itu membuat tubuh Sakura menegang. Tangan Sasuke kelewat besar dan terlalu halus untuk ukuran seorang pria. Jari-jarinya juga panjang. Bagaimana rasanya jika jari itu menyentuh –
Oh, Tuhan! Apa yang baru saja ia bayangkan?
Sasuke sedikit heran dengan wajah Sakura yang tiba-tiba merona. Rasanya ia tidak melakukan apapun. "Kau kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man & Poor Woman
ספרות חובבים"Menikahlah denganku." "Apa kau sedang ingin mengajakku berkelahi?"