Januari, 20xx
Sakura baru saja mendapat kabar bahwa Hinata sudah melahirkan. Tak tanggung-tanggung Naruto sendiri yang menyebarkan kabar gembira itu di grup. Banyak yang mengucapkan selamat dan mendoakan agar kelak anak mereka lebih mirip Hinata. Sakura sendiri hanya mengirim sticker ucapan selamat sedangkan Sasuke menjadi silent reader.
Saat Sasuke pulang ke Konoha mereka menyempatkan diri untuk datang berkunjung ke kediaman Naruto. Hinata melahirkan bayi laki-laki berambut pirang dengan sepasang bola mata biru yang terlalu mirip dengan Naruto.
Bayi yang baru berusia beberapa hari tersebut cukup rewel. Dia akan menangis saat ditidurkan di box bayi, sehingga membuat Naruto dan Hinata kerepotan. Kushina juga tinggal di sini membantu mengurus cucu pertamanya bermodalkan pengalaman yang dulu juga melahirkan bayi serewel Boruto.
"Kapan perkiraan kelahirannya?" Hinata menatap perut besar Sakura yang sudah memasuki bulan ketujuh. Wanita merah muda itu kini tidak lagi terlihat seperti lidi berjalan. Berat badan Sakura naik sampai 10kg.
"Dokter bilang akhir bulan maret nanti," jawabnya dengan mata berbinar.
Ia sudah tidak sabar bertemu bayinya yang Tsunade bilang berjenis kelamin perempuan. Saat Sakura mengatakan jenis kelamin bayinya pada Mikoto wanita itu berseru senang juga menjadi yang paling antusias. Keesokan harinya Mikoto datang ke rumah orang tua Sakura – mereka sepakat untuk membiarkan Sakura tinggal bersama kedua orang tuanya sampai bayinya cukup besar – wanita itu datang dengan berbagai perlengkapan bayi berwarna merah muda.
Sakura dan Sasuke bahkan tidak perlu repot lagi untuk berbelanja kebutuhan bayi mereka nanti karena Mikoto sudah membelikan hampir semua yang dibutuhkan. Tidak ingin kalah, Mebuki juga ikut memenuhi kamar Sakura dengan box bayi berwarna biru, kereta dorong bayi berwarna biru dan juga sepeda mini berwarna biru yang sebenarnya terlalu dini untuk dibelikan.
Anaknya tidak mungkin langsung naik sepeda setelah keluar dari perutnya.
Maklum saja ini cucu pertama pasangan Haruno senior itu. Oh! Untuk urusan nama Sasuke sendiri yang menyiapkannya. Sakura bahkan belum sempat memikirkan tentang hal itu ketika Sasuke mengatakan nama anak mereka nanti. Hebatnya lagi Uchiha bungsu itu juga mempresentasikan rencana kehidupan rumah tangga mereka ke depannya nanti.
Sasuke berencana untuk menambah anak lagi ketika usia anak pertama mereka memasuk empat tahun. Dia sudah membuat daftar sekolah-sekolah dengan sistem pendidikan internasional. Kelak, ketika memasuki bangku perguruan tinggi Sasuke akan mengirim anak-anak mereka untuk kuliah di Inggris seperti dirinya.
Benar-benar pria penuh rencana.
Sakura cemas Sasuke mungkin juga sudah berpikir di usia berapa dia akan mengizinkan anak-anak mereka menikah. Atau nungkin juga sudah membuat daftar calon-calon menantunya nanti.
"Menurutmu anak kita nanti akan lebih mirip siapa?" Sakura membuka obrolan ketika mereka dalam mobil menuju pulang dari rumah Naruto.
Bisa Sakura lihat sekilas Sasuke melirik pada perut buncitnya. "Dilihat dari bentuk perutmu kupikir dia akan lebih mirip denganku," jawabnya tidak masuk akal.
Sejak kapan hal-hal seperti itu bisa dilihat hanya dari bentuk perut? Memangnya bagaimana bentuk perutnya?
Kadang Sakura tidak habis pikir dengan pemikiran Sasuke yang kelewat genius.
"Apa kau akan menemaniku saat proses persalinan nanti?"
Hal itu cukup mengganggu Sakura akhir-akhir ini. Mengingat Sasuke yang masih harus bolak-balik Konoha-Kiri, Sakura cemas pria itu akan membiarkannya melahirkan sendiri. Ia tidak ingin sudah hamil sering ditinggal pergi melahirkanpun tak ditemani.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man & Poor Woman
Fanfiction"Menikahlah denganku." "Apa kau sedang ingin mengajakku berkelahi?"