Sakura merasa perutnya penuh dan ia mulai mengantuk. Wanita itu merendahkan sandaran jok mobil Sasuke dan mengambil posisi berbaring yang nyaman. Tadi ia berhasil menghabiskan satu mangkuk penuh ramen, bahkan juga menghabiskan ramen Sasuke yang tidak habis. Pencapaian baru baginya.
"Bisa kita berhenti di toko kue depan sana? Aku ingin membeli tiramisu," pintanya dengan mata yang terpejam. Kelopaknya terasa berat. Sakura bahkan yakin ia sempat tertidur sebentar tadi sebelum Sasuke mengguncang lengannya karena mereka telah tiba di toko roti yang ia maksud.
Sakura malas-malasan keluar dari mobil dan terkejut karena Sasuke juga ikut turun. "Kau mau ikut masuk?" tanyanya. Sasuke yang tidak menyukai makanan manis untuk apa merepotkan diri masuk ke toko kue di saat pria itu bisa menunggunya di dalam mobil.
Sakura membeli satu kue tiramisu ukuran 24x24 dan satu kue brownis yang warna coklatnya menggoda mata Sakura. Niat hati hanya ingin membeli satu, tapi mau bagaimana lagi jika kue itu melambai-lambai ingin ia beli.
"Untuk apa membeli sebanyak ini?" Sasuke mungkin tidak yakin Sakura bisa menghabiskannya sendiri berhubung ia tidak menyukai makanan manis.
"Percayalah, tidak ada makanan sisa jika berada di tanganku."
Sasuke tidak lagi banyak bicara dan langsung membayar kedua kue Sakura. Mereka meninggalkan toko tersebut setelah berhasil membuat penjaga kasir menahan nafas untuk beberapa saat karena ketampanan Sasuke yang sama menggodanya dengan kue tiramisu.
Kedua tangan Sakura menenteng kuenya dengan puas. Wanita itu terlalu gembira sampai tidak memerhatikan keadaan di sekitarnya. Beruntung Sasuke bergerak cepat menarik lengannya sebelum seorang pengendara motor hampir menabraknya.
"Kau tidak apa-apa?" Sasuke meneliti tubuh Sakura dari ujung kaki sampai kepala merah muda wanita itu. Memastikan tidak ada goresan di sana.
"Aku baik-baik saja," suara Sakura berubah serak. Masih terkejut dengan kejadian barusan.
"Aku akan mengantarmu kembali ke apartemen."
"Tidak! Aku akan ikut ke kantormu lagi," Sakura menolak. Lagipula, tidak ada yang ia kerjakan di apartemen yang justru membuatnya merasa bosan. "Aku berjanji tidak akan mengganggu pekerjaanmu."
Tuk!
Karin menghentikan jarinya yang sibuk mengetik. Ia dikejutkan dengan sepotong kue tiramisu dan wanita merah muda yang berdiri di balik meja kerjanya. Wanita yang ia kenal sebagai istri bosnya.
"Ini kue untukmu," Sakura tersenyum ramah. Sejujurnya, ia bukan tipe yang suka memulai pembicaraan dengan orang baru. Dan karena ia merasa bosan hanya duduk di sofa kantor Sasuke, juga ia sudah berjanji tidak akan mengganggu pria itu, maka Sakura memutuskan untuk mengajak bicara Karin.
"Terima kasih, Uchiha –"
"Sakura saja," ia menyelah. Rasanya aneh jika seseorang memanggilnya Uchiha. Itu mengingatkannya pada ayah Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man & Poor Woman
Fanfiction"Menikahlah denganku." "Apa kau sedang ingin mengajakku berkelahi?"