Part 8

11K 871 41
                                    


{Warning! Di part ini mengandung sedikitunsur dewasa, tapi jangan harap bakalan ditulis secara detail mulai dari opening sampai ending, cukup para pelaku yang tahu detailnya}


Malam ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Saat Sasuke keluar dari kamar mandi ia tidak menemukan Sakura yang terlelap di ranjang seperti hari-hari yang lalu. Gadis itu kini duduk di lantai sibuk menghitung oleh-oleh.

"Ah! Harusnya aku membelikan satu lagi untuk suami Temari."

Sasuke melempar handuk bekasnya mengeringkan rambut di atas kepala Sakura. Gadis itu berteriak kesal dan balas melempar kembali handuk tersebut namun berhasil Sasuke hindari.

"Jangan menggangguku, Uchiha! Aku sedang sibuk memastikan semua orang mendapatkan oleh-oleh."

"Uchiha, huh?" Sasuke mengulangi panggilan Sakura untuknya. "Bukankah sekarang kau juga Uchiha?"

Sakura tahu Sasuke sedang menggodanya tentang panggilannya kepada pria itu saat di restoran tadi. Ia tidak akan meladeni Sasuke dan membuat pria itu semakin gencar menggodanya. Entah sejak kapan Sasuke jadi sering menggodanya.

Sakura mengabaikannya. Gadis itu kembali fokus pada oleh-oleh yang mereka beli tadi. Memunggungi Sasuke yang duduk di atas ranjang. Mereka mengenakan piyama dengan model yang sama. Hadiah dari Itachi. Sakura mengikat rambut merah mudanya tinggi. Lehernya yang jenjang adalah bagian terbuka yang paling jelas bisa Sasuke lihat saat ini.

"Sakura."

"Hm?"jawab gadis itu acuh. Ia terlalu sibuk dengan oleh-oleh sampai tidak menyadari perubahan hawa dari seseorang di belakangnya. Sampai ketika Sasuke meraih lengannya dan membuatnya berdiri menjulang di depan pria itu yang duduk di ranjang.

Untuk pertama kalinya Sakura menatap Sasuke dengan menunduk. Biasanya ia harus mendongak karena tubuh tinggi Sasuke.

Cara Sasuke menatapnya berbeda dari biasanya. Sakura menjadibegitu gugup dan sesuatu dalam dirinya bergejolak untuk pertama kalinya. Ia cukup peka dengan apa yang coba Sasuke sampaikan tanpa perlu berkata.

"Aku memang pernah mengatakan akan menunggumu sampai kau siap," mulainya.

Sakura diam menunggu Sasuke mengatakan maksudnya dengan jelas seiring dengan kegugupannya yang bertambah. Pria itu menggenggam kedua tangannya. Begitu besar dan hangat. Sasuke memiliki tangan dan jari yang menggoda. Lengan kekarnya yang terbuka membuat Sakura merasa penasaran dengan bagian tubuh pria ituyang lain.

Ia masih ingat dengan seberapa bidang dada Sasuke. Juga perut kencangnya yang pernah ia lihat di pagi hari ketika Sasuke membawanya ke apertemen pria itu. Lalu, suara berat Sasuke yang pernah ia dengar ketika mereka mencoba gaun pengantin. Suara yang juga saat ini ia dengar sama beratnya seperti kala itu.

"Tapi sepertinya kau tidak akan bersedia sampai aku memintanya," Sasuke sengaja menggantung kalimatnya. Ia yakin Sakura mengerti maksud dari kalimat berbelitnya. Pria itu hanya menunggu reaksi Sakura. Jika gadis itu menghindar maka Sasuke tidak akan memaksa, tapi karena Sakura balas menatapnya dengan emeraldnya yang meredup, maka Sasuke akan meneruskan kalimatnya.

"Apa kau mau melakukannya denganku malam ini?" Sasuke berharap.

Dulu, saat Sakura masih tergila-gila pada pemuda Uchiha itu seperti remaja pada umumnya yang dipenuhi hormon, dalam pikiran kotornya ia pernah berharap suatu saat nanti ketika mereka menikah dan akan melakukan hal ini. Mengandung anak Sasuke, hidup bahagia menjadi nyonya Uchiha dan membuat teman-teman perempuannya merasa iri. Namun, ketika Sasuke dengan kejam menolaknya kala itu, semua angan-angan indah itu ia coba kubur dalam. Baginya tidak ada lagi harapan untuk bersama Sasuke.

Rich Man & Poor WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang