Part 4

10.4K 909 134
                                    


Sakura menggeliat dalam tidurnya. Rasanya ranjang yang saat ini ia tempati begitu nyaman. Wanginya juga berbeda, dan saat ia meraba di sisi lain, Sakura sadar ranjangnya tidak mungkin sebesar dan senyaman ini. Tunggu dulu! Kalau dipikirkan lagi ia juga tidak ingat kapan kembali ke rumah setelah semalam mabuk.

Apa ia sedang berada di ranjang orang lain? Apa seseorang mengambil kesempatan ketika ia mabuk? Apa sudah terjadi sesuatu selama ia tidak sadar? Apa ia sudah tidak gadis lagi?

Dengan perasaan cemas ia memberanikan diri membuka mata. Tidak ada gunanya bertanya-tanya, lebih baik segera memastikannya. Lalu menuntut siapapun yang membawanya ke tempat asing ini.

Kantuknya sudah hilang digantikan dengan rasa terkejut saat kedua emerald Sakura melihat wajah asing seorang wanita paru baya yang berada tepat di hadapannya. Begitu dekat. Sangat dekat. Terlalu dekat.

"AKH!"

Wanita tersebut terlalu terkejut dengan teriakan Sakura. Dia menjauhkan tubuhnya membiarkan gadis merah muda tersebut mengubah posisinya menjadi duduk setelah selesai dengan rasa terkejutnya.

Tidak ada yang membuka suara lagi setelah teriakan Sakura. Gadis itu sibuk menatap hal selain wanita di depannya yang kini menatapnya penuh selidik. Ayolah! Siapa yang tidak takut ketika dihadiahi tatapan tajam milik wanita berambut gelap ini.

Sungguh! Ia tidak mengenal wanita di depannya ini maupun kamar yang sejak semalam ia tempati. Ini sudah pasti bukan kamar Ino ataupun temannya yang lain. Ini jelas kamar seorang pria dewasa yang kaya raya. Ya Ampun! Sebenarnya apa yang sudah terjadi semalam?

CKLEK

Ya Tuhan! Takdir apa yang sedang mempermainkannya?

"Sasuke-kun?" suara wanita paru baya di depan Sakura terdengar seperti lonceng tanda bahaya. Harusnya ia tidak mabuk semalam dan hal gila ini tidak akan terjadi.

Sakura bahkan tidak bersuara melihat wujud pagi Uchiha Sasuke yang hanya tampil dengan handuk sebatas lutut dan rambut setengah basahnya. Kenapa Tuhan begitu baik pada pria itu? Semua yang ada pada jasad Sasuke terlalu sempurna. Wajah tampannya, kulit putih tanpa celah, lengan kekar dan kaki yang pajang. Dada pria itu juga oke. Bidang dan keras.

Fokus, Sakura!

Abaikan semua yang menonjol dalam diri pria itu. Saat ini ada yang jauh lebih mendebarkan dari melihat tubuh setengah telanjang Sasuke.

"Nyonya, ini tidak seperti yang anda pikirkan." Sakura buru-buru menjelaskan setelah selesai mengagumi Sasuke. Ia cemas, takut dan gugup. Gadis perawan dan polos mana yang tidak panik jika berada dalam situasi sepertinya? Wanita yang sudah dipastikan sebagai ibu Sasuke ini harus segera menerima penjelasan sebelum pikirannya berkelana dan menimbulkan fitnah.

Bagaimana tidak!

Wanita itu menemukan seorang perempuan sepertinya dengan hanya memakai kemeja pria dan tidur di ranjang putranya. Apalagi kemunculan Sasuke yang baru saja selesai mandi mendukung situasi absurd ini.

"Kalian!" Ibu Sasuke menatap dua tersangka di depannya bergantian. Ia menuntut penjelasan. "Cepat berpakaian dan temui aku di meja makan." Dengan wajah sangarnya wanita itu meninggalkan TKP dengan atmosfer tidak menyenangkan.

Begitu pintu tertutup dan wujud ibu Sasuke tidak terlihat lagi, Sakura sudah tidak bisa menahan teriakannya. Gadis itu menjerit jauh lebih keras dari sebelumnya dengan mengacak-acak rambut bangun tidurnya.


Situasi macam apa ini?

Ia seperti terpidana yang sedang di sidang. Padahal ia tidak melakukan kesalahan atau hal apapun yang melenceng dari aturan. Ini hanya salah paham. Demi Tuhan!

Rich Man & Poor WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang