Hujan masih mengguyur bumi. Pelataran kampus dan pohon-pohon yang basah menambah dinginnya udara.
Sisi merapatkan jaketnya, memandang langit yang berwarna putih. Kalau langit seperti ini, biasanya bakalan awet hujannya. Sisi melirik jam tangannya. Sudah hampir setengah jam ia berdiri di sini. Tapi yang ditunggu belum juga muncul. Tadi pagi ia hanya sempat sarapan roti sepotong. Sekarang perutnya sudah ngajak dangdutan, pake goyang dumang lagi!
"Sisiiiiii..." teriak seseorang di ujung koridor.
Sisi menoleh. Dilihatnya Digo, sahabatnya berlari kecil menuju ke arahnya.
"Lama banget sih? Lo praktikum apa molor?" gerutunya kesal.
"Hehehe... Capek nunggu ya?" Digo terkekeh melihat Sisi uring-uringan.
"Capeknya gak seberapa, tapi lapernya gak nahan!" sembur Sisi.
"Maaf...maaf... Ya udah, kita ke kantin dulu yuk," ajak Digo menarik tangan Sisi yang langsung ditepis oleh gadis itu.
"Ogah! Gue mau pulang aja!" cetus Sisi judes.
"Tapi nanti sampe rumah lo, masakin gue ya?" cengir Digo tanpa rasa bersalah.
"Hmm... Males banget! Ya udah, ke kantin aja! Lo yang bayarin!" kata Sisi sekarang giliran menarik tangan Digo dan menyeretnya ke kantin.
"Tadi aja pake sok jaim gak mau ke kantin, sekarang gue diseret-seret. Disuruh bayarin lagi," gerutu Digo mencibir.
"Daripada gue lo suruh masak? Enak di elo gak enak di gue dong," sahut Sisi meleletkan lidahnya.
Didudukkannya Digo dibangku kantin, dan segera dipesannya makan siang untuk mereka berdua.
..........
Sisi masih membolak balik buku pengantar ekonomi dihadapannya, berusaha mencerna setiap kalimat yang terpampang disitu. Tapi tidak lama karena ponselnya bergetar. Diliriknya layar ponsel disebelahnya. Bbm dari Digo! Hmm.... Mau ngapain siluman kepiting itu bbm in gue? Gumam Sisi dalam hati.
Digo : Si, lagi ngapain?
Sisi : Belajar, lusa ada kuis.
Digo : temenin gue jalan yuk! Suntuk!
Sisi : kebiasaan! Kemana?
Digo : Mall
Sisi : Imbalannya?
Digo : matre lo!
Sisi : time is money!
Digo : bahasa lo ketinggian!
Sisi : biarin! Jadi gak?
Digo : jadi lah... Gue traktir sepuas lo!
Sisi : siiip!
Digo : gue ketempat lo sekarang!
Sisi memandang layar ponselnya menggelengkan kepalanya. Dasar bocah somplak! Tapi herannya, kenapa otaknya encer banget ya? Kuliah di kedokteran itu kan gak gampang. Tapi Digo kok nyantai banget ya? Nilainya bagus-bagus pula.
Sisi segera bersiap sebelum Digo menerobos masuk kamarnya seperti biasa kalau ia kelamaan nunggu.
..........
Siang itu Mall yang di tuju Digo gak begitu ramai. Maklum bukan hari libur.
Digo dan Sisi langsung menuju ke pujasera dan memesan makanan, lalu mencari tempat duduk di sudut.
"Si, gue ke toilet sebentar ya,"pamit Digo.
"Ih... Kaya cewek lo... Beser mulu!" ledek Sisi yang dibalas jitakan di kepalanya sebelum Digo berlalu.
Sisi mengelus kepalanya yang kena jurus jitakan maut Digo.
"Sisi?" sapa seseorang dengan nada suara takjub.
"Mmm.... Lo? Kayanya gue kenal deh...mmm..." Sisi menatap cowok yang menyapanya sambil mengingat.
"Lupa apa pangling sama gue, Si?" senyum cowok itu merekah.
"Lo kaya...kaya... Kenzo... Iya lo...lo... Kenzo ya?" seru Sisi yang menunjuk ke muka cowok yang bernama Kenzo itu membelalakkan matanya.
"Yup! Gimana? Gue udah gak gendut lagi kan?" tawa Kenzo renyah hingga matanya menyipit nyaris hilang.
"Gila! Lo kemanain lemak di tubuh lo?" tanya Sisi heran.
Sementara Sisi ngobrol dengan teman SMP nya, Digo yang sudah kembali dari toilet mengernyit melihat pemandangan itu. Sisi ngobrol sama siapa? Lumayan cakep tuh cowok! Haiss... Gantengan juga gue! Batin Digo mencibir. Ia bergegas mendekat.
"Si?" panggil Digo di dekat telinga Sisi.
Sisi menoleh tersenyum.
"Eh lo, udah? Eh iya kenalin nih, temen SMP gue, Kenzo. Ken, kenalin sahabat gue, Digo," Sisi mengenalkan dua cowok itu yang langsung saling berjabat tangan.
"Gue boleh main ke rumah lo gak, Si? Kangen gue," senyum Kenzo melihat Sisi yang seolah masih tidak percaya dengan posturnya sekarang.
"Boleh aja, tapi lo belum jawab pertanyaan gue loh, kemana lo buang lemak-lemak lo dulu?" tanya Sisi bener-bener kepo.
"Kenapa? Sekarang lo mau terima gue jadi pacar lo?" tawa Kenzo mengerling pada Sisi.
"Apaan sih lo," Sisi memukul bahu Kenzo pelan sambil ketawa.
"Ya mungkin dulu lo nolak gue gara-gara gue gendut? Who knows?" sahut Kenzo tersenyum lebar sambil mengangkat bahu.
"Si, makan dulu noh. Keburu dingin tuh," Digo mencolek-colek pundak Sisi dengan kesal, merasa diabaikan.
"Eh iya, bentar napa," jawab Sisi cuek.
"Ya udah deh, Si. Gue ke nyokap dulu. Ntar dicariin lagi," pamit Kenzo.
"Lo sama nyokap? Duuh... Gak berubah ya...ckckck... Tetep anak mami lo," tawa Sisi.
"Hehehe... Maklum... Mami cuma punya gue, Si. Yuk gue cabut dulu, bye," Kenzo berlalu sambil melambaikan tangan ke arah Sisi.
Sisi memutar tubuh dan duduk berhadapan dengan Digo yang menatapnya cemberut.
"Kenapa lo?" tanya Sisi mengernyit.
"Tau! Gue yang ngajakin lo kesini, gue yang dicuekin!" gerutunya kesal.
"Sorry... Ya gimana sih... Ketemu temen gak nyapa juga ntar dikira sombong," sahut Sisi santai.
"Udah ah... Bikin bete aja! Cepetan makan, abis itu kita pulang!" perintah Digo masih kesal.
"Loh kan belum jalan-jalan?" tanya Sisi heran.
"Udah gak mood!" sentak Digo menampilkan wajah bete nya.
Setelah makan, Digo menarik Sisi untuk segera pulang dengan perasaan super bete dan wajah super jutek.
(Bersambung)
Hai guys.... Ketemu lagi nih kitaaaa.... Moga-moga kalian suka sama cerita aku yaaaa.... Happy reading....
![](https://img.wattpad.com/cover/27786986-288-k845681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
RandomKetika cinta datang, tak seorangpun bisa menolak. Pun ketika cinta hadir, tak seorangpun bisa menghindar. Cinta yang memilih kita, bukan kita yang memilih cinta.