MC perempuan acara berdiri dengan tegap di panggung membacakan peringkat peserta final. Saat nomor lompat dibacakan, lompat tinggi adalah urutan pertama yang diumumkan kejuaraannya.
"Baik semua kita mengadakan acara ini untuk menyalurkan bakat para calon atlet di tingkat kabupaten, terima kasih untuk semua SMA yang telah berpartisipasi dalam ajang ini. Semua atlet telah menunjukkan yang terbaik di sini, dalam kompetisi memang sudah menjadi keharusan untuk menang-kalah. Namun, sejatinya semua yang telah ada di sini adalah para pemenang," ucapnya sebagai pembuka.
"Oke kita akan mengetahui segera para pemenang dari lomba lompat tinggi, tiga atlet perwakilan dipersilahkan maju, kita mulai dari juara ketiga," lanjutnya.
Sambil berjalan Aruna membatin, "mungkin aku akan langsung dipanggil, tak mungkin aku mendapat juara kedua kan? Apalagi pertama."
Ketiga gadis dari SMA berbeda dan semua berinisial 'Ti' berderet di depan papan yang akan dinaiki nanti sebagai pemenang. MC kembali melihat lembaran yang dipegangnya.
"Juara ketiga diraih oleh..." ucapnya terhenti.
Aruna sudah pasrah bahwa dirinya akan dipanggil, ia hanya tersenyum menatap rombongannya yang dibalas dengan acungan jempol dari Pak Hermawan dan Brilian. Hal itu tak membuatnya serta merta percaya pada dirinya, ia telah ber-feeling kuat bahwa ia akan dipanggil dalam juara ketiga ini.
"Ti ... ara Pratiwi dari SMAS 1 Marindang!" seru MC langsung mengundang gemuruh tepuk tangan dari berbagai penjuru.
Yang dipanggil langsung naik ke papan bertuliskan angka 3. Aruna terbelalak mendengar bahwa anggapannya salah, muka polosnya kembali muncul saat terkejut.
"Baik, kejuaraan kali ini terlihat berbeda dan tentunya menimbulkan berbagai tanya, mungkin sebagian dari kita saat awal merendahkannya. Namun, siapa sangka sekarang ia berdiri di depan papan kejuaraan, luar biasa bukan?" alih MC.
Merasa dibicarakan Aruna menunduk dan tak berani menatap penonton. Aruna tak peduli dengan tatapan MC yang seolah memintanya untuk ditatap.
"Mari kita lanjutkan, juara kedua ini tak dapat kita pungkiri sebelumnya, tapi inilah keputusan juri yang telah ditetapkan dan tidak dapat diganggu gugat," ucapnya tersenyum.
Sang MC menghela nafas kemudian melanjutkan, "juara kedua diraih oleh ... Ti ... fani Salamah dari SMA Lintang Agung dan otomatis juara pertama diraih oleh Titis Aruna Iskandarsyah dari SMA Adhi Jaya Pulau Origa!"
Ruangan sejenak hening tanpa suara apapun. Baru ketika pembawa acara itu bertepuk tangan, seluruh ruangan ramai oleh tepuk tangan. Beberapa anggota dari rombongan SMA Adhi Jaya melakukan sujud syukur. Aruna mendadak shock karena tak menyangka bahwa dirinya akan mendapat penghargaan setinggi itu. Ia menutup mulutnya yang ternganga. MC perempuan itu turun dan tiba-tiba saja memeluk Aruna. Hal itu membuat derai air seketika jatuh dari mata pemenang.
"Kamu menang Sayang," bisiknya sayu.
Tak lama akhirnya MC melepas pelukan dan kembali ke panggung, baru selepas itu ia naik ke papan kejuaraan dengan dibantu kru.
Ruangan masih saja ramai oleh gemuruh ria tepuk tangan. Sang Juara juga tak menyangka dapat berdiri di papan yang begitu jauh dari ekspetasinya.
***
Sebulan kemudian...
Di kediaman Bu Miftah sekarang semakin sunyi pasca meninggalnya Pak Arman, walau terisi oleh Bu Tari dan Shinta. Apalagi jika tuan rumah sedang mengisi ceramah, rumah itu terasa senyap walau sebelumnya hanya dihuni Brilian.
Pagi hari sebelum para pelayan bangun Bu Tari sudah menyapu rumah dilanjutkan mencuci piring. Tentu ketika para pelayan bangun mereka terkesiap melihat itu. Namun, tak ada satu pun dari mereka yang berani menegurnya. Akhirnya satu dari mereka menghampiri dan yang lain mengerjakan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Pulau Origa [Selesai]
Подростковая литератураCerita ini hanya fiksi belaka, bila ada kesamaan tokoh atau tempat itu hanya sebuah kebetulan *** Tentang sebuah hubungan antara kedua insan yang memiliki keadaan berbanding terbalik. Aruna, gadis pincang dengan keadaan tak memiliki banyak harta, ta...